Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal "Tampang Boyolali", Peneliti LIPI: Tahun Politik, Bercandalah Yang Mendidik

"Tahun politik, apa yang sebelumnya biasa (candaan) sekarang dianggap serius. Makanya bercandalah yang mendidik," kata Indria Samego

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Soal
TRIBUN JAKARTA/BIMA PUTRA
Calon Presiden Prabowo Subianto saat memberikan paparan di depan para pendukung di Soneta Record, Cilodong, Depok, Minggu (28/10/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego meminta pasangan calon presiden dan wakil presiden mengambil pembelajaran berharga di balik kasus pidato Prabowo Subianto terkait "tampang Boyolali."

Apalagi, kini telah memasuki tahun politik yang sangat riuh menanggapi sesuatu hal, termasuk ucapan sensitif seperti "tampang Boyolali."

Baca: Polda Metro Jaya Masih Evaluasi Kasus Pernyataan Tampang Boyolali Prabowo Subianto

Meskipun konteks dari "tampang Boyolali" itu bermaksud bercanda, menurut Indria Samego, sepatutnya dihindari di tahun politik. Karena akan menjadi bumerang.

"Tahun politik, apa yang sebelumnya biasa (candaan) sekarang dianggap serius. Makanya bercandalah yang mendidik, jangan nyerempet-nyerempet SARA," Indria Samego kepada Tribunnews.com, Senin (5/11/2018).

Sehingga, Indria Samego menilai wajar, kalau kini isu "tampang Boyolali" dari Pidato Prabowo itu menjadi ramai dibahas dan dipolitisasi.

Untuk itu Indria Samego mendorong baik Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin maupun Prabowo-Sandiaga Uno lebih mengedepankan kampanye positif bagi pembangunan.

Berita Rekomendasi

Selain juga berkampanye adu gagasan dan ide bagi pembangunan negeri ini kedepannya. Sehingga masyarakat teredukasi dan bisa mempelajari program-program yang dijual para calon pemimpin bangsa lima tahun kedepan.

"Yang paling bagus adalah materi kampanye yang berdampak positif terhadap pembangunan," jelas Indria Samego.

Sementara itu Sekjen Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno mengatakan, pernyataan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, tentang "Tampang Boyolali" telah dipolitisasi.

Eddy mengaku khawatir segala ucapan Prabowo akan selalu ditanggapi secara politis.

Baca: Sekjen PPP: TKN Jokowi Tak Tertarik Politisasi Pidato Prabowo Soal Tampang Boyolali

"Saya prihatin segala sesuatu yang diucapkan itu rawan untuk dipolitisir. Coba kita ber-khuznudzon, berprasangka baik atas setiap kata dan tutur yang diucapkan," ujar Eddy di GOR Soemantri, Jakarta, Minggu (4/11/2018).

Eddy menegaskan Prabowo tidak bermaksud mendiskriminasi warga Boyolali. Prabowo juga tidak bermaksud mengejek atau merendahkan mereka. Namun, pernyataan itu menjadi polemik karena ada pihak yang memolitisasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas