Fahri Hamzah Belum Tentukan Dukungan, Pilih Prabowo atau Jokowi
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah (46) masih belum memutuskan untuk mendukung salah satu calon presiden, Prabowo Subianto atau Jokowi.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah (46) masih belum memutuskan untuk mendukung salah satu calon presiden pada Pilpres 2019, Prabowo Subianto atau Jokowi.
"Saya belum putuskan mau mendukung yang mana apakah Prabowo atau Jokowi. Nantilah ya masih pikir-pikir," kata Fahri Hamzah kepada Tribunnews.com, Senin (5/11/2018) malam.
Fahri Hamzah tengah berada di Jepang memimpin delegasi DPR untuk mengawasi tenaga kerja Indonesia yang ada di luar negeri.
Fahri Hamzah mengakui masih terus mempelajari situasi peta politik saat ini untuk memberikan dukungannya.
Fahri Hamzah yang berasal dari Partai keadilan Sosial (PKS) ini menyayangkan masih banyak temannya di PKS yang dianggapnya belum dewasa.
Baca: Fahri Hamzah Ingin Belajar Dari Jepang Agar Orang Indonesia Tidak Gamang
"Secara de jure, secara hukum saya menang di pengadilan saat kasus PKS terhadap saya. Namun PKS tetap belum mau mengakui saya. Ya itulah yang terjadi," kata Fahri Hamzah.
Menurut Fahri Hamzah, tingkat kemampuan kita memahami hukum berbeda-beda.
"Memahami etika dalam bernegara kita tidak sama. PKS belum memahami itu secara baik. Ada konflik tapi mereka tidak mengerti cara mengakhirinya. Itu cirinya belum dewasa," kata Fahri Hamzah.
Baca: Rafathar Tolak Berpacaran dan Menikah Ketika Dewasa, Sikap Nagita Slavina Jadi Sorotan
Dikatakan Fahri Hamzah, kalau memang sudah dewasa maka akan tahu kapan mengakhiri konflik.
"Kalau demikian partai rugi dan semua jadi rugi. Kita harus tahu batas di mana dan kapan kita mesti berhenti berkelahi. Kapan kita mengakhiri sesuatu untuk kepentingan yang lebih besar. Ya sudahlah mereka tidak mengerti," kata Fahri Hamzah.
Disinggung soal ungkapan capres Prabowo Subianti beberapa waktu lalu terkait "Tampang Boyolali", menurut Fahri Hamzah merupakan ketidakmampuan membaca keseluruhan konteks.
"Saya tahu pasti Prabowo sangat merah putih tidak ada niat mengucapkan yang tidak benar itu. Kini karena situasi politik kampanye pemilu saja, maka ada pihak yang melakukan olah mengolah sehingga memanaskan hal tersebut," kata Fahri Hamzah.