Jokowi: Negara Butuh Pemimpin Mau Mendengar Tapi Tegas
Joko Widodo (Jokowi) mengatakan negara membutuhkan sosok pemimpin yang tegas tapi tidak otoriter.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan negara membutuhkan sosok pemimpin yang tegas tapi tidak otoriter.
Hal itu disampaikannya saat memberikan pembekalan kepada caleg DPR dari Partai Hanura.
"Negara kita butuh pemimpin mau mendengar tapi tegas. Mendengar aspirasi rakyat, tegas dalam membuat kebijakan, tegas dalam bertindak. Tapi tegas tidak sama dengan otoriter. Ini beda," kata Jokowi di Hotel Discovery, Jakarta Utara, Rabu (7/11/2018) malam.
Baca: Sayap Pesawat Lion Air Tabrak Tiang Lampu Bandara di Bengkulu hingga Robek, Ini Kata Manajamen
Jokowi memberikan contoh Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang atau OSO yang termasuk tegas.
Jokowi pun mengaku kagum ketika OSO berpidato.
Baca: Jokowi Beberkan Strategi Memenangkan Pemilu 2019 Dalam Pembekalan Caleg Partai Hanura
"Kalau sambutan habis Pak OSO, beliau memang jagonya. Setiap kali mendengar sambutan Pak OSO saya selalu terkagum-kagum, semuanya juga. Sambutan beliau selalu mengundang tepuk tangan. Ketum Hanura ini memang tegas dan tiap sambutannya kelihatan kalau beliau tegas," ujar Jokowi.
Baca: Jokowi Beberkan Strategi Memenangkan Pemilu 2019 Dalam Pembekalan Caleg Partai Hanura
Jokowi yakin OSO tetap tegas jika dirinya tidak ada. Jokowi juga memuji OSO yang tegas tetapi tidak suka marah-marah.
"Tapi saya tidak tahu kalau pas tidak ada saya. Bisa lebih tegas lagi atau jangan-jangan halus. Tapi saya yakin, pasti tegas dan yang saya seneng tegas tapi enggak suka marah-marah karena ada yang bilang tegas tapi suka marah-marah. Ada," kata Jokowi.