Dradjad Wibowo: Habis Sontoloyo dan Genderuwo, Apalagi Pak Jokowi
Dradjad Wibowo heran akhir-akhir ini Jokowi bahasanya menjadi aneh, habis sontoloyo, genderuwo habis ini apalagi pak Jokowi.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo mengaku heran dengan Jokowi yang akhir-akhir ini selalu melontarkan pernyataan kontroversial.
Setelah Sontoloyo, kini Jokowi menyebut banyak politikus yang menggunakan gaya politik genderuwo.
"Alamak, saya heran kok Pak Jokowi akhir-akhir ini bahasanya menjadi aneh, habis sontoloyo, genderuwo habis ini apalagi pak Jokowi," ujar Dradjad di Posko Pemenangan, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, (9/11/2018).
Baca: Satu Bayi Korban Pesawat Lion Air PK-LQP Berhasil Dikenali Karena Cap Telapak Kaki Kanan
Menurut Dradjad pernyataan Jokowi tersebut jelas mengarah kepada kubu Prabowo.
Ia menyayangkan kubu petahana tidak mengedepankan perdebatan substanstif dalam menyerang kubu lawan.
"Jadi, saya pingin mengajak Pak Jokowi dan timnya untuk ayok kita debat secara substantif daripada dengan istilah-istilah yang aneh aneh seperti itu," katanya.
Baca: Peneliti Ungkap Butuh 15 Tahun untuk Pulih Setelah Seseorang Stop Merokok
Menurut Dradjad, Prabowo bukan menaku-nakuti dengan terus mendorong kemandirian ekonomi dan menyebut banyak kekayaan yang lari ke luar negeri.
Prabowo justru memaparkan fakta yang harus diperbaiki pemerintah.
"Enggak menakut-nakuti, kita mengangkat fakta kok, gini loh, faktanya mobil ini lampunya enggak bagus remnya rusak, ya masak kita membohongi rakyat dengan mengatakan remnya bagus, ketika kita mengatakan ini loh rem-nya rusak, anunya enggak bagus itu bukan menakut-nakuti, kita menyampaikan fakta apa adanya dan rakyat berhal tahu untuk itu," katanya.
Baca: Suami Istri di Tulungagung yang Ditemukan Tewas Bersimbah Darah Diduga Mati Lemas
Sebelumnya Jokowi kembali menggunakan istilah nyeleneh dalam pidatonya ketika menyinggung kondisi politik saat ini.
Setelah menyebut Politikus Sontoloyo yang kemudian menuai kontroversi, Jokowi kini menyebut politik Genderuwo.
"Kita lihat dengan propaganda menakutkan, membuat kekhawatiran, dan membuat ketidakpastian. Masyarakat lalu digiring dan dibuat ragu ragu. Cara cara politik seperti ini tidak beretika, dan itu namanya politik genderuwo, menakut nakuti," kata Jokowi di Tegal, Jawa Tengah, Jumat, (9/11/2018).