Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf: Sontoloyo dan Genderewo Reaksi Terhadap Kubu Sebelah
Juru Bicara Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily membantah pihaknya yang mulai mengompori situasi politik saat ini.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily membantah pihaknya yang mulai mengompori situasi politik saat ini.
Menurutnya pernyataan Sontoloyo dan Genderwo yang dilontarkan Jokowi merupakan reaksi terhadap kubu Prabowo-Sandiaga yang selalu menebarkan pesimisme.
"Kata-kata genderuwo, sontoloyo sebagai respon atas kubu sebelah yang selalu menampilkan pesimisme. misalnya mengatakan bahwa ekonomi Indonesia 99 persen hidupnya pas-pasan," ujar Ace di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (26/11/2018).
Baca: Projo Jawa Timur Gelar Jambore Kebangsaan di Lamongan
Menurut Ace pernyataan Jokowi soal Genderewo dan Sontoloyo tersebut untuk mengingatkan narasi yang dilontarkan kubu Prabowo-Sandi yang sudah menakut-nakuti rakyat.
Pihaknya menurut Ace selama ini selalu menyebarkan optimisme.
Mengkampanyekan capaian-capaian Jokowi selama masa pemerintahannya.
"Misalnya dengan menginginkan Indonesia menjadi negara maju dengan berbagai macam program ekonomi," tuturnya.
Baca: Silaturahmi dengan PPTK, Karna Brata Puji Kinerja Pemerintahan Jokowi
Satu di antaranya menurut Ace yakni program keluarga harapan.
Anggaran untuk program mengentaskan keluarga miskin tersebut telah ditingkatkan pada 2019.
"Ingin kami tegaskan istilah-istilah narasi seperti sontoloyo, genderuwo itu adalah sebagai reaksi atas pernyataan-pernyataan yang membuat masyarakat jadi takut," katanya.
Sebelumnya Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah berkomentar terkait pernyataan Jokowi yang menyebut banyak 'Kompor' dalam Pilpres 2019.
Baca: Jalan Raya Cibeureum Kota Bogor yang Ambles 2 Minggu Lalu Belum Juga Diperbaiki
Menurut Fahri yang sebenarnya yang paling kompor adalah presiden.
"Kompor, kompor yang paling besar itu ada di tangan presiden karena presiden tuh ngomong sedikit aja itu jadi diskusi nasional, ngomong sontoloyo ramai, ngomong genderuwo ramai, tabok jadi puisi malah," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (26/11/2018).
Fahri tidak menampik bahwa dirinya juga merupakan 'kompor' dalam politik.
Namun, menurutnya sumbu 'kompor' yang paling besar adalah Jokowi.
"Jadi pak Jokowi adalah pemegang sumbu kompor yang paling besar. jadi ya sadari itu, jangan engga disadari," katanya.