Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sumbangsih Ma’ruf Amin Dianggap Kurang di Pilpres, Pengamat: Head to Head-nya Jokowi dengan Sandi

Sumbangsih Ma'ruf Amin disebut untuk elektoralnya di Pilpres disebut sebagian orang kurang. Begini kata pengamat

Editor: Januar Adi Sagita
zoom-in Sumbangsih Ma’ruf Amin Dianggap Kurang di Pilpres, Pengamat: Head to Head-nya Jokowi dengan Sandi
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Bakal calon wakil presiden KH Maruf Amin di posko pemenangan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf di Gedung High End, Komplek MNC, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (17/9/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin kembali menjadi sorotan.

Terutama masalah kesehatan, juga masalah penilaian bahwa Jokowi bekerja sendiri dalam kampanye Pilpres lantaran Kiai Ma'ruf kurang memberikan sumbangsih dalam elektoral capres incumbent dalam Pilpres 2019 mendatang.

Menyoal hal itu, Surokim Abdussalam, Peneliti Surabaya Survey Center (SSC), dosen komunikasi politik dan dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura (UTM), mengatakan, hal itu mau tidak mau harus diakui.

"Kalau mau jujur Pilpres ini head to headnya Jokowi dengan Sandi. Sebab untuk Prabowo, elektabilitasnya ya sudah mentok di kisaran itu, yang punya potensi menambah elektabilitas dan efek elektoral yang bisa mendongkrak ya Pak Jokowi dan Pak Sandiaga Uno," kata Surokim pada Surya, Jumat (7/12/2018).

Menurut Surokim, Kiai Ma'ruf sesungguhnya berangkat menjadi cawapres dalam rangka menjaga kekompakan partai koalisi.

Dan secara insentif elektoral, Kiai Ma'ruf hanya mendapatkan dukungan dari struktural NU dan juga pemilih dari kalangan nahdiyin di pedesaan.

"Menggaet suara di luar itu, saya merasa bahwa Kiai Ma'ruf butuh kerja keras, apalagi kalau dilihat dari sisi usia dan juga kesehatan beliau juga," kata Surokim.

Berita Rekomendasi

Sedangkan posisinya saat ini ada sebanyak 40 persen pemilih millenial dan rasional.

Sedangkan untuk swing voters nasional mencapai 27 persen. Ceruk pemilih ini kemungkinan hanya bisa disasar oleh Jokowi dan Sandi.

Sebab faktanya di lapangan, pemilih rasional banyak memikirkan dan mempertimbangkan tentang kapabilitas dan produktivitas.

Baca selengkapnya>>>>>

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas