IPI Sebut Isu SARA Dijadikan Komoditas Politik Dalam Masa Kampanye
Direktur Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menyebut dalam masa kampanye terdapat upaya menggunakan isu SARA sebagai komoditas politik.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Adi Suhendi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hampir tiga bulan waktu kampanye Pemilu 2019 sudah berlangsung sejak dimulai 23 September 2018.
Selama tahapan kampanye, terdapat upaya menggunakan isu SARA sebagai komoditas politik.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo.
Baca: Hadiri Kongres Kebudayaan Indonesia 2018, Jokowi Jadi Rebutan Selfie
"Persoalannya adalah adanya upaya yang terstruktur. Ada pihak yang menggunakan SARA sebagai komunitas politik," kata Karyono, dalam sesi diskusi, di kawasan Cikini, Minggu (9/12/2018).
Menurut dia, penggunaan isu SARA sebagai upaya mempengaruhi pemilih dilarang di dalam peraturan perundang-undangan.
"Dampaknya sangat luar biasa. Bisa menimbulkan disharmoni dan keretakan di masyarakat dan bisa membuat disintegrasi bangsa," kata dia.
Baca: Iwan Fals Berbagi Cerita Pengalaman Ngamen di Bandung saat Masih SMP
Dia menambahkan, perbedaan merupakan hal biasa.
Namun, pada saat ini, kata dia, perbedaan dipergunakan untuk kepentingan kekuasaan.
"Perbedaan itu sudah sunatullah. Sudah ada dari sebelum Indonesia merdeka. Tetapi, perbedaan itu digunakan untuk kepentingan kekuasaan," katanya.