Djoko Santoso Sebut Pidato Prabowo Soal Negara Punah untuk Ingatkan Adanya Penyakit Bangsa
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Djoko Santoso mengatakan bahwa Prabowo hanya mengingatkan soal adanya penyakit bangsa.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali menimbulkan polemik.
Prabowo sebelumnya menyebut jika dirinya dan Sandiaga Uno kalah dalam Pilpres 2019 negara Indonesia akan punah.
Menanggapi hal tersebut Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Djoko Santoso mengatakan bahwa Prabowo hanya mengingatkan soal adanya penyakit bangsa.
Baca: Gatot S Dewa Broto: Siapa pun yang dipanggil KPK harus kooperatif
“Maksud dari Prabowo, menurut pengalaman saya bahwa negara itu bisa kena penyakit, seperti manusia, ada liver dan jantung, buktinya Yugoslavia dan Uni Sovyet hancur,” ungkap Djoko Santoso di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (20/12/2018).
Djoko Santoso kemudian mengingatkan akan sejumlah ancaman nyata yang sedang dihadapi negara.
“Di penghujung abad ini kita sedang menghadapi ancaman globalisasi dan perubahan iklim, lalu ada narkoba berton-ton yang masuk Indonesia, kita sedang berperang, kalau tak bisa lawan kita akan punah,” tegasnya.
Baca: Tiga Kerangka Berhasil Dikenali dan Diambil Pihak Keluarga
“Lalu ada lagi kesenjangan sosial yang bila semua ini dibiarkan akan menjadi ancaman nyata bagi bangsa,” imbuhnya.
Djoko mengakui hal-hal tersebut disampaikan penasihat BPN Prabowo-Sandi, Kwik Kian Gie.
Ia juga berkaca pada punahnya kerajaan-kerajaan besar tanah air pada masa lampau.
“Kalau kita lihat Kerajaan Sriwijaya bertahan 300 tahun, Kerajaan Demak hanya puluhan tahun, kemudian Perang Diponegoro yang berakhir jatuhnya nusantara ke tangan VOC, kita harus belajar dari itu semua,” kata Djoko.
Baca: Kemenpora Tunjuk Chandra Bhakti sebagai Plt Deputi IV
Karena itu, Djoko meminta semua pihak agar peringatan Prabowo itu jangan dianggap sebagai suatu hal yang membuat negara dan masyarakat ketakutan.
“Kita tak perlu lagi persoalkan hal itu sehingga membuat negara terpecah, jangan sampai ada yang mengambil kesempatan untuk menbuat negara ini pecah,” katanya.