Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Menduga Hoaks Jadi Strategi Politik Salah Satu Kubu
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto merasa tidak aneh dengan maraknya berita bohong atau hoaks di tengah berlangsungnya pesta demokrasi.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto merasa tidak aneh dengan maraknya berita bohong atau hoaks di tengah berlangsungnya pesta demokrasi.
Bahkan, dia mengira hoaks menjadi bagian dari strategi politik salah satu kubu yang bertarung dalam Pemilu.
"Kalau saya tidak terlalu menganggap suatu keanehan, karena hoaks itu bagian perjalanan yang memang agak susah (dihilangkan). Produksi hoaks bisa jadi ini strategi tim sukses atau strategi pendukung," ujar pria yang akrab disapa Cak Nanto itu, di KPU RI, Jakarta Pusat, Kamis (10/1/2019).
Baca: Kecelakaan Maut di Jelimpo Landak Kalimantan Barat Libatkan Sepeda Motor vs Truk Tangki
Menurut Cak Nanto, fenomena hoaks sering terjadi dalam pesta demokrasi lantaran menjadi alat jitu menaikkan angka elektabilitas bagi pasangan calon yang mereka dukung.
"Karena fenomenanya, bahwa menaikkan elektabilitas itu menumpang. Jangan salah orang yang digosipkan itu terhina, kadang merasa bangga karena juga menaikkan elektabilitas," jelasnya.
Dia mencontohkan Wasekjen Partai Demokrat yang sempat ramai karena dinilai sejumlah pihak memuat informasi bohong.
Baca: Capres Fiktif Nur Hadi Diundang ke Program Talkshow ROSI Kompas TV, Saksikan Malam Ini Pukul 19.30
Kata Cak Nanto, bagi mereka yang menyebar informasi kurang benar dapat diuntungkan dengan tingginya perhatian publik kepada yang bersangkutan.
Bahkan dia menyebut itu adalah salah satu kampanye gratis.
Apalagi, bila menilik metode kampanye menggunakan sosial media.
Banyak dari mereka yang cepat mendapat perhatian para pemilih lantaran sifat sosial media yang cepat dan luas penyebarannya.
"Hoaks itu jangan anggap sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Misal kemarin ada Andi surat suara. Mungkin bagi orang itu bohong, tapi kalau Andi (dari awal) tahu itu bukan surat suara yang diinformasikan, itu kampanye gratis," katanya.
Baca: Setelah Ngobrol dengan Ariel Noah di Telepon, Luna Maya Diam-diam Bertanya Ini Kepada Sahabatnya
"Karena secara metode kampanye di media sosial lebih enak dan lebih gampang mengambil hati para pemilih," imbuh dia.
Cak Nanto juga menilai, bila strategi politik lewat penyebaran berita bohong terus menerus dilakukan, maka bisa jadi masyarakat yang mendapatkan informasi tersebut secara berkesinambungan dan tak langsung akan mudah mempercayainya.
"Saya kira kalau terus menerus akan jadi kebenaran," katanya.