OSO Soroti Fakta dan Rekayasa dalam Debat Perdana Capres
Pernyataan luar biasa yang diutarakan OSO, yakni kekagumannya melihat pemaparan antara fakta dan rekayasa dari kedua paslon.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang atau lebih dikenal OSO menyebut kedua paslon menunjukan adu gagasan yang luar biasa.
Pernyataan luar biasa yang diutarakan OSO, yakni kekagumannya melihat pemaparan antara fakta dan rekayasa dari kedua paslon.
"Luar biasa. Luar biasa antara fakta dan rekayasa," kata OSO usai hadiri debat putaran pertama di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019) malam.
Namun, OSO enggan menyebut mana pihak yang memaparkan fakta dan rekayasa. Ia menyerahkan penilaian itu semua kepada publik untuk menentukan sikap dan jawaban mereka sendiri.
Baca: Amien Rais Komentari Penampilan Maruf Amin di Debat Capres
Baca: Jokowi Sebut Gerindra Terbanyak Ajukan Caleg Koruptor, Siapa Saja Caleg Dimaksud?
"Itu rahasia saya. Kenapa? Karena disini kita menguji kemampuan daripada calon, dan calon ini yang menentukan penonton gimana sikap jawaban itu yang menjadi pilihan mereka," lanjut OSO
"Jadi itu kita nggak boleh mempengaruhi rakyat. Jadi biarkan rakyat pikir memilih tentang apa yang mereka (paslon) bicarakan tadi," imbuhnya lagi.
Sementara menanggapi performa debat dari paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf, OSO berpendapat hasil debat malam ini dapat meningkatkan swing voter.
"Saya kira ini bagian yang akan meningkatkan survei. Jadi tolong lihat besok surveinya naik atau turun karena itu random," sebut dia.
Swing voter sendiri adalah istilah yang merujuk kelompok pemilih dimana pada pemilu sebelumnya mereka mendukung kubu A, tapi pada pemilu selanjutnya dapat merubah dukungannya ke kubu B.
Debat perdana capres-cawapres pilpres 2019 telah usai. Kedua paslon sudah menyampaikan pesan visi-misi dan program mereka masing-masing dalam waktu kurang lebih 90 menit lewat tema Hukum, HAM, Korupsi dan Terorisme.