Pengamat Sebut Penyebaran Hoaks Membuat Elektabilitas Pasangan Capres-Cawapres Stagnan
Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, menilai penyebaran hoaks berpengaruh terhadap elektabilitas capres-cawapres.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, menilai penyebaran hoaks berpengaruh terhadap elektabilitas capres-cawapres, terutama bagi pasangan calon yang dianggap menyebarkan informasi bohong.
Ray mencontohkan kasus yang terjadi pada penganiayaan Ratna Sarumpaet dan tujuh kontainer berisi surat suara pemilu yang telah tercoblos.
Dua kasus hoaks itu dipandang merugikan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Baca: Ibu Sambung Vanessa Angel Menyayangkan Sikap Kekasih Anaknya
"Ini isyarat penting terhadap dua hal, pasangan 02 beberapa kali terasosiasi bahwa seolah-olah kubu tersebut memproduksi hoaks dari persoalan Ratna sampai tujuh kotak suara kontainer yang sudah tercoblos. Ini sedikit banyak menjadikan stagnansi elektabilitas. Sejak awal kampanye stagnan di Desember, Januari," ujar Ray dalam diskusi 'Hoax, Integritas KPU dan Ancaman Legitimasi Pemilu' yang digelar Institut Demokrasi Republikan (ID-Republikan) di kawasan Cikini, Jumat (18/1/2019).
Elektabilitas pasangan itu sebenarnya sempat naik pada November 2018 lalu.
Namun, itu tak berlangsung lama setelah hoaks yang menyudutkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin muncul ke permukaan.
Baca: Tiket Proliga 2019 Seri Pekanbaru Ludes, Kuota Tiket Online Ditambah
Meski demikian, sebagai 'korban' pasangan nomor urut 01 pun tak mendapat keuntungan banyak dari segi elektabilitas.
"Walaupun 01 pulih kembali, sepertinya setelah tiga bulan cenderung agak turun, karena diterpa isu-isu. Sekarang relatif naik diangka 1-2 persen," jelas Ray.
Lebih lanjut, ia berharap masyarakat melawan produksi dan penyebaran hoaks.
Menurut dia aktor politik yang menggunakan cara-cara yang tidak baik biasanya cenderung korup atau hendak menyalahgunakan jabatan.
Baca: Tiket Proliga 2019 Seri Pekanbaru Ludes, Kuota Tiket Online Ditambah
"(Narasi yang merusak negeri) Itu dibangun mereka (politisi) yang menggunakan hoaks dan politik identitas. Dia tidak bisa dipilih dan tidak patut untuk mendapatkan amanat negeri," kata dia.
Selain diskusi, dalam kesempatan ini juga digelar deklarasi pemilu Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil (Luber Jurdil) oleh Gerakan Satu Indonesia.
Mereka pun berharap pesta demokrasi berlangsung aman, damai, serta berintegritas tanpa hoaks.
"Juga mengimbau agar masing-masing kontestan sama-sama menjaga harmoni politik di Pemilu 2019," kata Endah, perwakilan Gerakan Satu Indonesia.