Cerita Agum Gumelar Ketika Bertugas Tangani PKI di Indonesia
Agum Gumelar bercerita soal dirinya saat mendapatkan tugas untuk menangani masalah terkait Partai Komunis Indonesia (PKI) setelah peristiwa G 30 S PKI
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Ia melanjutkan, apabila strategi kedua belum mencapai apa yang diharapkan maka PKI akan menggunakan strategi selanjutnya yakni bergerak di bawah permukaan untuk menciptakan kondisi agar mereka bisa bangkit lagi dengan segala bentuknya.
"Jadi masa yang lalu, dua kali mereka mencoba melalui pemberontakan PKI Muso 1948 dan G 30 S PKI waktu 1965. Ternyata gagal. Itu menunjukan Indonesia nggak cocok dengan Komunisme, Marxis, Leninisme. Oleh karenanya keluarlah TAP MPR yang memutuskan PKI dibubarkan dan yang kedua melarang paham komunis. Jadi kita ada payungnya," kata Agum.
Agum pun melanjutkan, pengalamannya ketika mendampingi Jokowi di Mangunjaya.
"Ada yang tanya, Pak ini bahaya. Ada kemungkinan PKI untuk bangkit lagi. Jawaban Pak Jokowi apa? Loh, itu kan kita sudah punya payung, TAP MPR kalau mereka mau bangkit kembali ya digebuk," kata Agum.
Karena itulah, ia menilai fitnah yang menyebutkan Jokowi komunis adalah sangat jahat.
"Jadi kalau dikatakan Pak Jokowi itu komunis itu fitnah yang sangat fitnah. Sangat jahat itu," kata Agum.
Para hadirin pun tampak menyimak penjelasan Agum dengan serius.