Pengamat Nilai Bergabungnya Ahok ke PDIP Belum Tentu Naikkan Elektabilitas Jokowi di Pilpres
Menurut Agus, kehadiran BTP ke pangkuan partai pendukung pemerintah (Jokowi), dianggap oleh publik sebagai hal yang biasa-biasa saja.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Asep Abdullah Rowi
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Merapatnya Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok menjadi kader PDIP dinilai tidak akan serta merta mengerek suara untuk pasangan capres dan cawapres nomor nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf.
Pengamat Politik dan Ketatanegaraan dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto memaparkan, alasan itu karena BTP sebagai politisi telah kehilangan momentumnya.
Apalagi lanjut dia, untuk mengerek tingkat elektabilitas Jokowi akan sulit terjadi.
"Setiap tokoh politik akan populer cuma di suatu era, nah era Ahok atau BTP adalah saat Pilkada DKI Jakarta 2015 saja," paparnya kepada TribunSolo.com, Minggu (10/2/2019).
Baca: Lama Tak Jumpa, Andy F Noya Ungkap Sifat Asli Veronica Tan Usai Bercerai dengan Ahok
Menurut Agus, kehadiran BTP ke pangkuan partai pendukung pemerintah (Jokowi), dianggap oleh publik sebagai hal yang biasa-biasa saja.
"Merugikan tidak, tapi menguntungkan juga tidak, ya masuknya BTP ke kubu Jokowi biasa-biasa saja," kata dia.
Lebih lanjut dia menerangkan, meskipun BTP memiliki banyak followers (pengikut) di media sosial (medsos), tetapi bukan berarti menjadikannya sebagai tokoh agar publik kemudian merapat ke PDI-P.
"Pemilih saat ini jauh lebih independen dalam menentukan pilihan politik, bukan dipengaruhi tokoh politik," terang dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul "BTP Ahok Merapat ke PDI-P, Pengamat Nilai Tidak Akan Mengerek Elektabilitas Jokowi".
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.