Wasekjen PPP Minta Fadli Zon Tak Berkeras Hati, Agar Minta Maaf Soal Puisi 'Doa yang Ditukar'
Puisi Fadli Zon diprotes sejumlah organisasi masyarakat Islam dan santri karena dinilai menghina ulama, khususnya KH Maimoen Zubair.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jendral Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menyayangkan sikap Wakil Ketua DPR Fadli Zon enggan meminta maaf atas puisi berjudul 'Doa yang Ditukar' yang mendapatkan protes sejumlah pihak.
Puisi Fadli Zon diprotes sejumlah organisasi masyarakat Islam dan santri karena dinilai menghina ulama, khususnya KH Maimoen Zubair.
Menurut anggota Komisi II DPR, Fadli Zon cukup meminta maaf sebagai sikap menghormati ulama KH Maimoen Zubair.
"Ini soal hati. Kalau sekeras batu ya susah untuk legowo dan akan selalu menganggap dirinya paling benar. Padahal kalau menghormati ulama ya cukup minta maaf. Lha ini tidak, malah mencari pembenaran," ujar Achmad Baidowi kepada Tribunnews.com, Selasa (12/2/2019).
Para santri dan organisasi masyarakat Islam kata dia, memprotes sikap politikus Gerindra itu yang malah kesalahan ucap seorang Kyai sepuh dibuatkan dalam puisi politik.
"Adat kami di kalangan santri tidak begitu. Yang ini malah kesalahan ucap seorang kyai sepuh pun dibuatin puisi politik," jelas Achmad Baidowi.
Baca: Capres Yang Menang Pilpres, Yang Berhasil Dapatkan Dukungan Komunitas Alumni
Padahal kalau tahu adat santri, imbuh dia, untuk mmbicarakan kesalahan Kyai itu adabnya bukan malah dibuatkan puisi mainan politik.
"Apalagi Mbah Moen sudah menjelaskan bahwa karena faktor usia beliau ada yang terlupakan," ucap Achmad Baidowi.
Diberitakan Fadli Zon enggan meminta maaf atas puisi berjudul 'Doa yang Ditukar' yang mendapatkan protes sejumlah pihak.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Ace Hasan Syadzily menerangkan, menjadi hak Fadli Zon, jika memang tak ingin meminta maaf. Namun, hal itu akan membuat kalangan santri merasa keinginannya tak terpenuhi.
"Jika Pak Fadli Zon tidak minta maaf, itu artinya akan tidak memenuhi harapannya para santri dan kalangan nahdliyin yang mencinta Mbah Maimoen," ujar Ace saat dikonfirmasi Tribunnews, Senin (11/2/2019).
Ace berujar, protes dari kalangan santri datang dari Kudus dan beberapa kalang kiai, merupakan reaksi atas puisi Fadli Zon yang dinilai melukai mereka yang memang mencintai keulamaan seorang Kiai Maimoen.
"Sebenarnya puisinya Fadli Zon ini bermaksud memanfaatkan slip of tongue Mbah Maimoen dalam doanya beliau di depan Pak Jokowi. Namun karena niat jeleknya itu, justru puisi itu dinilai menghina Kiai yang sangat dihormati," tutur Ace.
Baca: Dirut PLN Sofyan Basir Hadiri Pemeriksaan Sebagai Saksi di Persidangan Idrus Marham
"Ini pelajaran bagi Fadli agar jangan sok puitis. Jangan mempolitisasi ulama untuk kepentingan elektoral," ucap Ace.
Sebelumnya, sejumlah kalangan protes dan meminta Fadli Zon untuk minta maaf karena menilai Puisi itu telah menghina ulama Maimoen Zubair atau yang karib disapa Mbah Moen.
Meskipun demikian Fadli Zon yang juga menjabat Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, tidak akan meminta maaf karena telah membuat puisi tersebut. Karena menurutnya tidak ada yang salah dengan puisi yang dibuatnya itu.(*)