TKN Tagih Komitmen Prabowo Kembalikan Lahan ke Negara
Pernyataan Jokowi pada konvensi kerakyatan yang menyinggung soal pengembalian lahan juga bukan ditujukan terhadap Prabowo.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin meminta calon presiden Prabowo Subianto mengembalikan lahan miliknya ke pemerintah.
Juru bicara TKN Inas Nasrullah mengatakan pengembalian lahan tersebut sebagai bukti Prabowo berkomitmen atas pernyataanya dalam debat capres kedua beberapa waktu lalu.
"Pak Prabowo harus mengembalikan. Kan' omongannya pada debat capres seperti itu. Seorang capres didengar omongannya, ya konsisten dong," ujar Inas saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (26/2/2019).
Inas mengatakan Jokowi tidak meminta Prabowo untuk mengembalikan lahannya.
Pernyataan Jokowi pada konvensi kerakyatan yang menyinggung soal pengembalian lahan juga bukan ditujukan terhadap Prabowo.
Baca: Dalam Waktu Dekat Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Siap Dioperasikan
Pernyataan tersebut, menurut Inas untuk semua pihak. Namun, sebelum pernyataan Jokowi itu, Prabowo telah berniat untuk mengembalikan lahannya sebagai bentuk kecintaan kepada negara.
"Sekarang kan' yang penting niat. Yang sudah punya niat kan' Pak Prabowo. Maka yang sudah punya niat, lakukan niatnya," ujarnya.
Pengamat politik UPH Emrus Sihombing berujar, pernyataan Jokowi mengenai konsesi lahan dalam pidato kebangsaan tidak lepas dari debat capres kedua.
Ia memprediksi saling bahas soal lahan akan berlangsung jelang pencoblosan. Perdebatan soal lahan, dinilai bisa mempengaruhi elektabilitas, terutama dari swing voters dan undecided voters.
"Perdebatan ini bisa mempengaruhi kepada elektoral. Bisa menurunkan elektabilitas satu Kandidat dan konsekuensinya meningkatkan elektabilitas kandidat lain. Turun naiknya elektoral tersebut bersumber dari dua kelompok masyarakat, yaitu kelompok swing voters dan undecided voters," ujar Emrus.
Terkait dengan pidato Jokowi yang mengulang soal pengembalian lahan konsesi lahan, Emrus menilai hal itu ditujukan untuk meyakinkan swing voters.
“Kandidat yang memenangkan debat dan wacana publik akan mampu menarik swing voters yang berada pada posisi kompetitornya. Sementara swing voter yang dimilikinya semakin menyakinkan dan mengukuhkan pilihanya kepadaya,” ujarnya.