Ma'ruf Amin Tekankan Sumber Daya Manusia Menjadi Kunci Indonesia Maju
Ma'ruf Amin menyampaikan visi Indonesia Maju dalam acara Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Banjar, Jawa Barat.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, BANJAR - Cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin menyampaikan visi Indonesia Maju dalam acara Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Banjar, Jawa Barat.
Fokus dia dan capres petahana Joko Widodo, adalah memajukan masyarakat Indonesia.
"Kunci Indonesia maju itu manusia. Maka itu penting jadi SDM-nya, yaitu manusia Indonesia sehat, cerdas, produktif, dan berakhlakuk karimah. Ini prinsip-prinsipnya," ucap Ma'ruf di Pondok pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019).
Baca: KPK Telusuri Asal Usul Aliran Dana Kepada Bupati Lampung Selatan Mustafa
Lanjut Ma'ruf, visi pasangan calon presiden nomor urut 01 untuk melindungi warga negara mulai dari kandungan, sampai ke liang lahat.
Misalnya, bagaimana pemerintah melakukan penanggulangan masalah kekurangan gizi.
"Bahasanya jangan sampai anak Indonesia stunting, lambat tumbuh, itu kan tidak cepet tumbuh, kuntet, stunting namanya," ujarnya.
Jokowi, kata Ma'ruf, sudah meletakkan landasan untuk mensejahterakan rakyat.
Baca: Acara Prabowo di Yogyakarta Sempat Ricuh, Polisi Lepaskan Tembakan Peringatan
Hal itu ada dalam kebijakan seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk menjamin pendidikan masyarakat, sampai Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang memberikan jaminan kesehatan.
"Ada KIP dalam rangka menghilangkan bahaya ketidakterlayani pendidikannya, dan juga kesehatannya makanya pemerintah mengadakan namanya KIS kartu Indonesia sehat jadi orang dengan kartu itu bisa berobat," jelasnya.
Baca: Polisi Ungkap Alasan Pemeriksaan Joko Driyono Berlangsung Singkat
Belum lagi, Jokowi akan menambah beberapa program kartu sakti, yakni KIP diperluas untuk mahasiswa, kartu prakerja, dan kartu sembako murah.
"Makanya harus ya harus menang. Kalau tidak, tidak bisa membuat Indonesia maju. Tidak bisa membuat manusia Indonesia yang sehat cerdas produktif dan berakhlakuk kharimah," kata Mustasyar PBNU itu.