Deklarasi Alumni Jabar Ngahiji, Jokowi: Jangan Berikan Indonesia kepada yang Belum Berpengalaman
Jokowi berpesan jangan sampai negara besar seperti Indonesia diserahkan kepada sosok pemimpin yang belum berpengalaman dalam memimpin pemerintahan.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Calon Presiden Nomor Urut 01, Jokowi menghadiri Deklarasi Alumni Jabar Ngahiji di Monumen Perjuangan (Monju) Rakyat Jawa Barat, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (10/3/2019).
Pantauan Tribunnews.com, di lokasi sudah ada ribuan pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin yang sudah menunggu kehadiran Jokowi sedari pagi.
Melihat Jokowi hadir, ribuan warga heboh ingin melihat langsung sosok Jokowi.
Beberapa dari mereka, ada yang beruntung bisa salaman hingga berswafoto dengan Jokowi meski sebelumnya harus berjejalan.
Menyambut kehadiran Jokowi, panitia mengajak warga menyanyikan lagu : Halo-Halo Bandung serta Indonesia Raya.
Baca: Ruth Sahanaya Bergabung Bersama Massa Pendukung, Bernyanyi Lagu Inspirasi Sambut Kedatangan Jokowi
Acara diiisi dengan pembacaan deklarasi dari perwakilan alumni, Nila Oktaviani.
"Kami rakyat Jabar Ngahiji terdiri dari alumni Perguruan Tinggi (PT), SMA, Relawan, Komunitas dan Masyarakat Jabar meneguhkan tekat kami bersama untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019," kata Nila.
"Kami bertekat akan memerangi hoax, fitnah, kebohongan dan upaya menghancurkan kokohnya benteng Pancasila. Kami bertekat jaga Jokowi. Ma'ruf Amin dengan sepenuh hati," ujarnya.
"Kami bertekat jaga tanah air yang kami cintai ini. Semoga Allah meridhoi dan memberkati tekat kami ini, Bandung 10 Maret 2019," kata Nila Oktaviani membacakan deklarasi.
Jokowi mengucapkan terima kasih atas dukungan para alumni PT di Jawa Barat, alumni SMA di Bandung dan Jawa Barat pada dirinya dan Ma'ruf Amin.
Dia juga berpesan jangan sampai negara besar seperti Indonesia diserahkan kepada sosok pemimpin yang belum berpengalaman dalam memimpin pemerintahan.
"Kita negara besar, penduduknya 260 juta jiwa. Kita sadar mengelola negara besar Indonesia tidak mudah. Saya sangat beruntung sekali diberikan, dimudahkan oleh Allah punya pengalaman dari bawah," kata Jokowi.
"Dua kali jadi Wali Kota, Gubernur DKI dan Presiden. Jadi perlu saya ingatkan, jangan berikan kepada yang belum berpengalaman. Hati-hati, 260 juta penduduk itu tanggung jawab kita semua. Kalau diberikan kepada yang belum berpengalaman, bagaimana jadinya," tutur Jokowi yang langsung disambut meriah oleh para pendukung.
Kepada masyarakat Jabar, para pendukungnya, Jokowi berpesan sebagai kaum intelektual, para pendukung harus berani melawan hoax dan fitnah yang kini tidak lagi melalui media sosial tapi door to door.
"Yang namanya hoax, kabar fitnah, sudah dari rumah ke rumah, door to door berbahaya bagi persatuan dan kerukunan kita. Harus berani kita lawan, perangi, jangan diam," tegasnya.
Jokowi juga sempat curhat soal dirinya yang diserang dengan fitnah: jika kembali terpilih maka azan akan dilarang dan pendidikan agama akan dihapuskan.
Menanggapi itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku tidak habis pikir dengan yang membuat dan menyebarkan fitnah karena sama sekali tidak masuk logika.
"Logikanya seperti apa, fitnah. Masa katanya nanti pendidikan agama akan dihapuskan," tambahnya.