Respons Survei Litbang Kompas, BPN Antisipasi Politik 'Kalap bin Panik'
Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berdasarkan survei Litbang Kompas yang hanya 49,7 persen sangat mengkhawatirkan.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
![Respons Survei Litbang Kompas, BPN Antisipasi Politik 'Kalap bin Panik'](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/dahnil-anzar-bpn-nn.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berdasarkan survei Litbang Kompas yang hanya 49,7 persen sangat mengkhawatirkan.
Alasannya Jokowi merupakan Capres petahana.
"Trend tafsir statistik elektoral, bila petahana ada di angka di bawah 50 persen dipastikan petahan kalah. Apalagi bila dibandingkan dengan hasil pemilu 2014 yang lalu, malah justru angka itu semakin mengkhawatirkan bagi petahana," kata Dahnil Anzar Simanjuntak kepada Tribunnews.com, Rabu, (20/3/20219).
Baca: Mahyudin Sebut Golkar Merugi Jika Erwin Aksa Sampai Pindah Partai
Dahnil Anzar Simanjuntak mengataan survei Litbang Kompas tersebut senada dengan survei yang dilakukan internal Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandiaga.
Elektabilitas Prabowo-Sandiaga terus mengalami kenaikan menjelang pemungutan suara.
Sementara elektabilitas Jokowi-Ma'ruf terus mengalami penurunan.
Baca: Jokowi Sapa Warga Sebelum Beri Pembekalan Kepada Caleg PDIP dari Dapil DKI Jakarta
Karena itu, menurut Dahnil Anzar Simajuntak menjelang hari pemungutan suara pihaknya akan mengantisipasi manuver politik yang dilakukan kubu petahana.
Termasuk mengantisipasi adanya mobilisasi aparatur sipil negara.
"Jadi, kami pasti akan terus antisipasi politik "kalap bin panik" yang menghalalkan segala cara mulai mobilisir ASN, aparatur hukum dll termasuk antisipasi kecurangan yang mungkin terjadi," katanya.
Baca: Sekjen PPP Ungkap Pengakuan Lukman Hakim Saifuddin Soal Asal Usul Uang yang Disita KPK
Karena menurut Dahnil Anzar Simanjuntak, melihat hasil survei Litbang Kompas jumlah masyarakat yang menginginkan adanya perubahan lebih besar ketimbang masyarakat yang ingin tetap dipimpin Jokowi.
Sebagai calon petahan, bukan tidak mungkin melakukan beragam cara untuk menang.
"Karena apabila melihat tren survey kompas tersebut, kepastian Prabowo sandi menang didepan mata, gelombang perubahan agaknya tidak bisa dibendung lagi," katanya.
Dalam survei terbarunya Litbang Kompas, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf hanya berbeda 11,8 persen dari Prabowo-Sandiaga.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 49,7 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen.
Sementara 13,4 persen responden menyatakan rahasia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.