Wanda Hamidah: Sandiaga Uno Gagal Paham Soal Stunting
Wanda menyebut, bahwa pencegahan stunting harus sudah dilakukan sejak masa kandungan anak.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai NasDem Wanda Hamidah menanggapi pernyataan Cawapres Sandiaga Uno tentang stunting dalam debat ketiga cawapres.
Stunting menjadi salah satu isu menarik dalam debat calon wakil presiden antara KH Ma’ruf Amin dengan Sandiaga Uno pada Minggu (17/3/2019) lalu.
Wanda menyebut, bahwa pencegahan stunting harus sudah dilakukan sejak masa kandungan anak.
“Pemahaman Pak Sandiaga tentang stunting perlu diluruskan, karena upaya pencegahan stunting itu sejak dalam kandungan, bukan setelah tidak minum air susu ibu,” kata Wanda Hamidah, di Jakarta, Sabtu (23/3/2019).
Baca: Cawapres Adu Strategi untuk Tekan Angka Stunting
Caleg DPR RI Partai Nasdem Dapil Jakarta Timur ini menjelaskan, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan anak lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya.
“Hal ini harus segera ditangani dengan segera dan tepat. Kondisi ini disebabkan oleh tidak tercukupinya asupan gizi anak, bahkan sejak ia masih di dalam kandungan” ujar Mantan anggota DPRD DKI Jakarta itu.
Karena itu, lanjut Wanda, stunting harus dicegah sejak masih di kandungan, bukan setelah disapih dari ibunya.
Karena itu, salah satu program yang ditawarkan Sandi adalah Indonesia Emas untuk memastikan ibu-ibu dan anaknya mendapat protein cukup, seperti susu, ikan dan lainnya dengan sedekah susu merupakan pernyataan gagal paham.
“Sebagai seorang politisi dan juga ibu yang memiliki anak, pemahaman ini perlu saya luruskan sehingga tidak salah ketika merumuskan dan merancang kebijakan. Pak Sandi gagal paham soal stunting,” tandasnya.
Diketahui, Pemerintah berhasil menurunkan angka stunting sebesar 6,4 persen dalam lima tahun ini, atau setiap tahunnya turun rata-rata sebesar 1,2 persen.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kasus balita pendek atau stunting tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat apabila angkanya di bawah 20 persen.