Survei Charta Politika: Jokowi-Ma'ruf Dinilai Tidak Dipercaya, Prabowo-Sandiaga Belum Berpengalaman
Alasan responden tidak memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin karena 16,5 persen berbeda antara ucapan dengan perbuatan atau tidak bisa dipercaya.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat punya beragam alasan untuk memilih maupun tidak memilih pasangan capres dan cawapres Jokowi - Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Berdasarkan hasil survei Charta Politika, tingkat kemantapan pilihan masyarakat sudah di kisaran 70 persen.
Ini mengindikasikan pilihan sebagian masyarakat sudah cukup menguat dalam menjatuhkan pilihan.
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengatakan surveinya juga mengungkap alasan masyarakat tidak memilih Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Berikut hasil survei untuk pertanyaan: "di antara alasan berikut ini mana yang paling sesuai dengan alasan bapak/ibu tidak memilih pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno"
"16,4 persen karena belum berpengalaman, 15 persen ambisius, 10,1 persen belum tahu program kerjanya," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, Senin (25/3/2019).
Sementara itu, alasan responden tidak memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin karena 16,5 persen berbeda antara ucapan dengan perbuatan atau tidak bisa dipercaya.
"14 persen karena pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dinilai tidak menepati janji dan 8,3 persen kurang tegas," tambah Yunarto Wijaya.
Diketahui survei nasional preferensi politik masyarakat oleh Charta Politika Indonesia dilakukan pada 1-9 Maret 2019 melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan kuesioner terstruktur.
Jumlah sampel sebanyak 2.000 responden yang tersebar di 34 provinsi.
Survei ini menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error kurang lebih 2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.