Soal Sindiran Jas, Jubir BPN: Mohon Maaf, Apakah Pak Jokowi Mengkritik Diri Sendiri Apa Gimana?
Menurutnya, penggunaan jas merupakan pakaian formal suatu pemimpin negara. Sehingga, hal itu tak perlu dipermasalahkan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nizar Zahro, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, merespons sindirian capres nomor urut 01 Joko Widodo, soal pemakaian jas sebagai pakaian orang Eropa dan Amerika.
Menurutnya, penggunaan jas merupakan pakaian formal suatu pemimpin negara. Sehingga, hal itu tak perlu dipermasalahkan.
"Kalau pakai jas itu baju Eropa, lantas jas Pak Presiden dan Wakil Presiden yang ditaroh di sekolah-sekolah, kantor kepala desa, di kantor kecamatan itu kan, mohon maaf, apakah Pak Jokowi mengkritik diri sendiri apa gimana?" kata Nizar Zahro di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2019).
Paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggunakan jas dalam foto di surat suara. Politisi Partai Gerindra ini menambahkan, jas merupakan pakaian menunjukkan sosok pemimpin.
Nizar Zahro lalu mencontohkan bagaimana Presiden pertama RI Bung Karno, Gus Dur, hingga Susilo Bambang Yudhoyono mengenakan pakaian jas.
Untuk itu, ia menyayangkan pernyataan itu keluar dari Jokowi. Sebab, jika peruntukannya hanya untuk kepentingan elektoral, hal itu harus dipisahkan.
"Presiden dan wakil presiden pake jas kan, bukan foto presiden pake baju putih, tapi kan pakai jas. Itu kan simbol negara," jelasnya.
Sebelumnya, Jokowi meminta warga Dumai, Riau, pada 17 April 2019, berbondong-bondong datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) menggunakan hak pilihnya.
"Tinggal 22 hari lagi, saya titip mari kita mengajak kawan-kawan kita, saudara sekampung, datang ke TPS," ujar Jokowi saat kampanye terbuka di Bundaran Bukit Gelanggang, Selasa (26/3/2019) sore.
Capres nomor urut 01 itu pun meminta warga Dumai untuk tidak salah memilih pasangan capres-cawapres dalam kontestasi Pilpres 2019. Di mana, dirinya bersama cawapres Maruf Amin menggunakan baju putih.
"Coblos itu bajunya putih, karena kita adalah putih, putih adalah kita," ucap Jokowi.
Jokowi pun menjelaskan, alasan dirinya dan Maruf Amin menggunakan baju putih, untuk foto kertas suara, karena menggambarkan kesederhanaan.
"Kenapa pakai baju putih? Karena baju putih itu murah, semua rakyat Indonesia memiliki. Kalau pakai jas mahal, dan jas itu pakaian Eropa, Amerika, orang Indonesia cukup pake baju yang murah, baju putih seperti yang saya pakai," papar Jokowi sembari mengajak pendukungnya mengacungkan jempol.
Calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin menyatakan sependapat dengan Jokowi soal gerakan Rabu Putih, pada 17 April 2019.