Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wiranto Menganalogikan Pilpres Seperti Milih Sopir Bus: Yang Kurus Bisa Gemuk, yang Gemuk Bisa Kurus

"Aku pilih yang gemuk, aku pilih yang kurus. kurus, gemuk, kurus, gemuk, terus berkelahi. Loh salah..."

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Wiranto Menganalogikan Pilpres Seperti Milih Sopir Bus: Yang Kurus Bisa Gemuk, yang Gemuk Bisa Kurus
TRIBUNNEWS.COM/DANANG TRIATMOJO
Menkopolhukam Wiranto 

"Di dalam salah satu hadis, yang menyatakan bahwa berikan suatu perkara kepada ahlinya, kalau bukan ahlinya, maka tunggu kehancurannya. Saya bukan kiai, tetapi saya dengar dari kiai. Berikan perkara kepada ahli, kalau bukan ahli, maka tunggu kehancurannya, itu normal, itu rasional," paparnya.

"Sukses, dalam kamus itu ada kesinambungan, pembangunan ini tidak boleh berhenti, harus berlanjut," imbuhnya.

Wiranto lantas menuturkan, ajang pesta demokrasi seperti Pilpres 2019, bukan tempat saling fitnah, maupun saling hujat, tapi hanya sebatas kewajiban konstitusional semata. Pemilu hanya arena memilih pemimpin, bukan mengadu keduanya.

Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Banyak masyarakat bertengkar dan saling musuhan cuma karena beda pilihan.

Hal itu ia ungkap ketika bercerita soal satu keluarga, di mana adik memilih nomor 02, sedangkan sang kakak cenderung ke nomor 01. Padahal, katanya, beda pilihan adalah hal biasa dalam gelaran pesta demokrasi.

"Adiknya milih nomor 02, kakaknya nomor 01 lalu enggak mau bicara karena musuhan. Ini pertunjukan paling aneh di dunia. Mau berbeda kemudian kok kebersamaannya tergerus," beber Wiranto.

Kemudian dia kembali mencontohkan, ada kelompok masyarakat yang senang dengan postur tubuh kurus, ada pula yang suka tubuh gemuk, kemudian malah bertengkar.

Berita Rekomendasi

Padahal, yang punya tubuh kurus bisa menjadi gemuk. Begitu pun yang punya postur tubuh gemuk, juga bisa jadi kurus jika nasibnya sengsara.

Perbandingan beda pilihan yang diutarakan Wiranto itu langsung disambut gelak tawa dari peserta Rakornas yang memadati ruangan.

"Aku pilih yang gemuk, aku pilih yang kurus. kurus, gemuk, kurus, gemuk, terus berkelahi. Loh salah, yang kurus bisa gemuk yang gemuk bisa kurus kalau sengsara nasibnya," ucapnya seraya gelak tawa mengiringi ceritanya itu.

Atas hal itu, Wiranto menyebut menjatuhkan pilihan dalam Pemilu bukan sesuatu yang berat bila ketika menghadapinya dengan hati tulus dan terbuka.

"Pemilu ini enteng-enteng aja kalau kita hadapi dengan hati yang tulus terbuka. Milih pemimpin bukan berkelahi," kata Wiranto

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas