Peneliti LIPI: Kondisi Bangsa Tak Menentu, Butuh Pemimpin Kuat dan Menyatukan
"Apabila tidak, maka tren itu kemungkinan besarnya akan berlaku lagi pada 17 April 2019," ujar Leo Agustino
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Ia pun memberikan catatan, kalau Prabowo masih tetap mempertahankan gaya dan strategi kampanyenya, maka sulit untuk mengejar keunggulan Jokowi pada 17 April mendatang.
"Dengan kata lain, kalau kampanye Prabowo masih itu-itu saja, jangan harap dia bakal mengejar ketertinggalannya," paparnya.
Baca: Video Lokasi Melinda Ditemukan Tewas Sudah Diperhitungkan, Pelaku Mengaku Suka
Catatan buat Jokowi, imbuh dia, bertahan pada gaya dan isi kampanye yang ada, maka itu sudah bisa membuat jarak dengan Prabowo, makin jauh.
"Buat Jokowi, bertahan pada gaya dan isi kampanye yang ada, sudah bisa membuat gap dengan Prabowo, makin jauh," pesannya.
Survei CSIS 15-22 Maret 2019 menunjukkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih unggul dari pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Responden yang memilih Jokowi-Ma'ruf sebesar 51,4 persen, sementara Prabowo-Sandi hanya dipilih oleh 33,3 persen.
"Selisih suara kedua pasangan calon 18,1 persen," kata peneliti CSIS, Arya Fernandez, saat merilis hasil survei di Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Kendati demikian, lanjut Arya, masih ada 14,1 persen responden yang menjawab tidak tahu atau merahasiakan jawabannya. Ada pula 1,2 persen belum menentukan pilihan.
Baca: Prabowo Bocorkan Nama-nama Menterinya jika Nanti Terpilih Jadi Presiden, Ada Hinca Pandjaitan
Survei juga mengukur kemantapan responden terhadap pilihannya. Hasilnya, lebih banyak pendukung Jokowi-Ma'ruf yang menyatakan sudah mantap dengan pilihannya, yakni sebesar 84,4 persen. Adapun responden yang sudah mantap mendukung Prabowo sebesar 81,3 persen.
"Tingkat kemantapan pilihan pemilih sudah cukup tinggi. Migrasi pemilih antarcalon diprediksi tak akan banyak terjadi," kata Arya.