TRIBUNNEWS.COM, KAYONG UTARA - Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menggunakan hak pilih pada Pemilu 2019.

Ia menyebut satu suara sangat penting karena menentukan masa depan bangsa.

"Enggak boleh golput (golongan putih), karena suara satu orang itu menentukan tentang masa depan bangsa ke depan," ujarnya kepada wartawan saat dirinya melakukan kunjungan ke Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Senin (8/4/2019) malam.

Pria yang akrab disapa OSO itu mengakui Pemilu 2019 berbeda dengan Pemilu sebelumnya.

Pada Pemilu tahun ini dilakukan secara serentak untuk memilih Presiden, anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/kota, dan anggota DPD.

Baca: KPK: Romy Masih di RS Polri, Kami Jaga Ketat Sesuai Prosedur

"Sudah pasti ada perbedaan dengan pemilu yang lalu lalu, karena ini merupakan metode baru dan harus dilaksanakan sesuai dengan undang-undang," tuturnya.

"Karena ini pertama kali tentu nanti ada evaluasi, mana yang lebih baik, yang sebelumnya atau yang sesudah sekarang ini," imbuhnya.

Bagi pria yang juga menjabat Ketua DPD RI itu, pelaksanaan Pemilu harus bermartabat.

Kemudian ia menyinggung hoaks yang dinilai dapat merusak kualitas demokrasi Indonesia.

"Sebab hoaks itu adalah pengibulan terhormat, seolah-olah benar tetapi pelecehan, merusak moral, lantas memfitnah di hoaks itu," jelasnya.

"Sehingga dengan demikian orang yang masih belum memahami betul tentang hoaks bisa percaya dan akibat percayanya itu dia bisa salah memilih orang," sambungnya.

Untuk itu, OSO meminta media menjadi alat untuk menangkal hoaks.

Meluruskan berita yang tidak tepat dikatakan sebagai bentuk kepedulian pada bangsa dan negara.

"Terutama di media sendiri, yang harus tumbuh rasa kepeduliannya, tumbuh rasa tanggung jawabnya terhadap bangsa ini dan meluruskan tentang hoaks itu dan memberikan keterangan keterangan yang benar," tegasnya.

Sebagai pimpinan MPR, OSO juga menekankan agar semua pihak menjaga persatuan dan kesatuan.

Untuk itu, sosialisasi "Empat Pilar Kebangsaan" harus terus digaungkan kepada seluruh lapisan masyarakat.

"Kita enggak boleh berhenti, Sosialisasi Empat Pilar itu enggak boleh berhenti. Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika itu final tapi dalam finalisasi itu juga harus diingatkan setiap saat kepada semua umat," tuturnya.