Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rumah Pergerakan Gus Dur Jelaskan Huruf Arab Pegon ''Tetap Jokowi'' Bukan Simbol Politik Aliran

Yenny menjelaskan penggunaan huruf Arab pegon bertuliskan ”Tetap Jokowi” yang selama masa kampanye Pilpres 2019, sering dipakai oleh relawan RPGD.

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Rumah Pergerakan Gus Dur Jelaskan Huruf Arab Pegon ''Tetap Jokowi'' Bukan Simbol Politik Aliran
Theresia Felisiani/Tribunnews.com
Koordinator Rumah Pergerakan Gus Dur (RPGD) Yenny Wahid menghadiri Konser Putih BerSatu di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu (13/4/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Rumah Pergerakan Gus Dur (RPGD) Yenny Wahid turut menghadiri Konser Putih BerSatu di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Dalam kesempatan itu, Yenny menjelaskan penggunaan huruf Arab pegon bertuliskan ”Tetap Jokowi” yang selama masa kampanye Pilpres 2019, sering dipakai oleh relawan RPGD. Bahkan dirinya sendiri di beberapa kesempatan kerap tampil berkaos atau berjaket dengan ciri desain bertuliskan Arab pegon.

"Huruf pegon justru dipakai sebagai perlawanan terhadap penggunaan aksara Arab yang selama ini dianggap simbol politik aliran atau politik identitas,” terang Yenny Wahid.

”Ada kesengajaan dari pihak-pihak tertentu yang menggunakan aksara Arab untuk memecah belah bangsa, bukan mempersatukan seperti asalnya. Atribut bertuliskan huruf Arab yang dibawa massa dipakai sebagai penunjuk politik aliran. Bahkan, persaingan kedua calon presiden pun dinilai dari identitas keislamannya,” tegas Yenny.

Padahal, kata Yenny, dalam sejarahnya, huruf atau aksara Arab adalah salah satu dari ribuan aksara dari berbagai bangsa di dunia yang – oleh bangsa Arab – digunakan tidak hanya untuk kepentingan agama tetapi juga keperluan ekonomi, politik, dan urusan lainnya.

Baca: Naik Mobil Karnaval, Erick Thohir Hingga Puan Maharani Sapa Massa Jokowi di Sekitar GBK

Istilah Arab pegon itu sendiri, diungkap Yenny, berawal dari modifikasi huruf Arab untuk menuliskan bahasa Melayu, bahasa Jawa, bahasa Sunda, serta bahasa daerah lainnya. Tulisan ini terus berkembang setelah Islam menjadi agama mayoritas rakyat Nusantara.

"Sebelumnya, suku-suku bangsa di kepulauan Nusantara menggunakan aksara Pallawa dari bahasa Sansekerta yang berasal dari India Selatan," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Yenny yang juga putri Presiden ke-3 RI, KH Abdurrahman Wahid ini mengakui penggunaan ikat kepala dan kaos ”Tetap Jokowi” dalam huruf Arab pegon, memang upaya untuk mengingatkan kembali pada sejarah yang hilang.

Pada masanya, lanjut Yenny, huruf Arab pegon sempat dipakai meluas di kalangan pesantren, untuk menulis terjemahan Alquran, menulis naskah-naskah khutbah, hingga menulis adaptasi karya-karya sastra dari Persia maupun Arab.

"Meskipun kegiatan literasi masih hidup di pesantren-pesantren, namun huruf Arab pegon sudah semakin jarang digunakan. Ini yang kemudian mengilhami teman-teman relawan RPGD untuk memakai Arab pegon, sekaligus sebagai kritik terhadap penggunaan aksara Arab yang keliru dan salah kaprah," tegas Yenny.

Baca: Ribuan Relawan Gojo Hadiri Kampanye Akbar Jokowi-Maruf di GBK

Dalam pemaknaan yang lebih luas, menurut Yenny, penggunaan Arab pegon dalam konteks kekinian tidak lepas dari upaya melestarikan kekayaan budaya Nusantara.

‎Terpisah Kader RPGD Abdullah Nur mengatakan, penggunaan Arab Pegon bertuliskan 'Tetap Jokowi' membuat pesta demokrasi semakin berwarna.

Menurutnya, penggunaan tulisan ini tidak ada kaitannya dengan politik identitas. Sebab, selain tulisan Arab bisa dikreasikan sedemikian estestik, maka penggunaan pegon 'Tetap Jokowi' menarik minat masyarakat untuk membeli.

"Setelah pegon 'Tetap Jokowi' dipakai Mbak Yenny, banyak warga yang mau beli. Ada juga yang menjiplak, bikin sendiri," singkatnya di Komplek GBK.

‎Diketahui RPGD sendiri mengerahkan 50 ribu kader dan anggota ke Konser Putih Jokowi-Ma'ruf yang sekaligus menjadi puncak kampanye akbar di Zona DKI Jakarta untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf dan tim serta relawan pendukung.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas