Viral! Dua Pria Pendukung Jokowi dan Prabowo Taruhan Tanah 1 Hektar Dalam Pilpres 2019, Ini Motifnya
Taruhan dalam Pilpres 2019, dua pria ini bertaruh tanah 1 hektar agar pemerintah dan presiden yang kelak terpilih memperhatikan lapangan ini.
Editor: Whiesa Daniswara
Taruhan dalam Pilpres 2019, dua pria ini bertaruh tanah 1 hektar agar pemerintah dan presiden yang kelak terpilih menjadikan lapangan sepak bola ini pusat aktivitas warga.
TRIBUNNEWS.COM - Bukan hanya pertandingan sepakbola Piala Dunia saja yang menjadi bahan pertaruhan pada saat ini.
Nah, dalam kontestasi pemilihan presiden atau Pilpres 2019 ini, dua lelaki dari Kabupaten Sidrap, Sulawesi Sulawesi dari kubu berbeda menjadikannya sebagai taruhan.
Dan yang bikin heboh, kedua lelaki ini menjadikan tanah seluas 1 hektare sebagai taruhannya.
Baca: Kisah di Balik Taruhan 1 Ha Tanah, Hendrik Pendukung Capres 01 dan Pamannya Pendukung Capres 02
Tersiar kabar dan menjadi viral, taruhan itu melibat pendukung pasangan Capres-cawapres 01 Jokowi-Ma'ruf dan pasangan 02 Prabowo-Sandi
Beredarnya foto aksi taruhan tanah seluas 1 hektare tersebut terkait hasil pilpres yang akan digelar Rabu (17/4/2019) mendatang.
Pada foto itu, terlihat dua lelaki berjabat tangan. Keduanya mengaku pendukung calon presiden 01 dan 02.
Pendukung calon 01, Jokowi-Ma'ruf bernama Hendrik Arhadi. Sedangkan lawannya, Abdul Aziz C pendukung capres 02, Prabowo-Sandiaga.
Baca: Pendukung 01 dan 02 di Sidrap Taruhan 1 Hektar Tanah, Ternyata Ini Tujuannya
Hal yang membuat heboh adalah foto insert kwitansi perjanjian taruhan bermaterai Rp 6000 yang ditandangani kedua pihak.
Betulkah perjanjian itu? Atau hanya cari sensasi di minggu "tegang" Pilpres.
Lapangan Desa
Tribun coba mengkonfirmasi kabar yang viral ini di media sosial ini.
"Perjanjiannya betul Pak," kata Hendrik, warga Desa Empagae, Kecamatan EmpagaE, sekitar 18 km sebelah timur Pangkajene, Kabupaten Sidrap.
Baca: Viral Foto Pendukung Jokowi dan Prabowo Subianto di Sidrap Taruhan 1 Hektar Tanah
"Tapi tanahnya itu adalah lapangan desa yang sudah 10 tahun tidak diperhatikan sama pemerintah," jelas Hendrik yang dikonfirmasi Tribun-Timur.com.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.