Kelakuan Absurd Caleg Gagal Jadi Wakil Rakyat, Ada yang Bawa Kabur Kotak Suara
Satu hal yang niscaya terjadi dalam Pemilu Legislatif 2019 adalah adanya caleg-caleg yang gagal ke parlemen.
Editor: Fajar Anjungroso
![Kelakuan Absurd Caleg Gagal Jadi Wakil Rakyat, Ada yang Bawa Kabur Kotak Suara](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/buang-karpet.jpg)
3. Sembunyi di Rumah Ketua Partai
Sementara itu di Banda Aceh, para caleg gagal memilih untuk bersembunyi di rumah ketua partai.
Alasannya, keenam caleg tersebut belum bisa membayar uang saksi yang diminta oleh mereka untuk menjaga TPS.
Salah satu dari caleg gagal tersebut mengaku dirinya merasa diteror oleh para saksi yang meminta honor saksi, yang dia akui tak bisa dibayarnya karena dirinya sudah kehabisan uang.
"Sekarang kami terpaksa harus menginap di rumah ketua partai," ujarnya, seperti dilansir dari Antara.
4. Gangguan Jiwa
Kekalahan dalam Pemilu juga bisa mengakibatkan pada tekanan jiwa pada para caleg gagal.
Salah satu kisahnya adalah caleg gagal asal Dapil Tangerang.
Caleg pria yang diketahui berusia 40 tahun tersebut langsung marah-marah saat mengetahui dirinya gagal melaju ke Senayan.
Sore harinya usai pencoblosan, dia langsung stres dan merangkak di pinggir jalan sambil membawa cangkir meminta uang kepada setiap orang yang lewat.
Kalimat yang diucapkannya, "Kembalikan uang saya."
Baca Juga : Jenggot Tebal Pria Diklaim Lebih Banyak Terdapat Kuman Dibanding Bulu Anjing, Kok Bisa?
5. Ibu Muda Bunuh Diri
Kisah lebih tragis dialami seorang ibu muda yang merupakan caleg dari Dapil I kota Banjar.
Caleg dengan nomor urut 8 tersebut memilih untuk mengakhiri hidupnya setelah gagal menjadi anggota dewan.
Wanita berinisial S tersebut depresi setelah dirinya dinyatakan gagal memperoleh suara yang sudah ditentukan.
Tak lama berselang setelah hasil perhitungan suara usai, wanita tersebut bunuh diri dan mayatnya ditemukan di sebuah saung bambu di Dusun Limusnunggal, Desa Bangunjaya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Ciamis.
6. Bawa Lari Kotak Suara
Salah satu contohnya adalah kasus caleg dari PKS, Muhammad Taufiq (50) yang merasa kecewa karena perolehan suaranya jauh dari harapan.
Dengan penuh emosi, Taufiq mengajak Asmad (50) keluar rumah untuk menuju TPS 2 Dusun Cekocek, Desa Bierem, Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang.
Baca: Caleg Gagal Ikuti Terapi Mandi Kembang 7 Rupa sampai Perawatan Khusus dari RSUD Blora
Yang dilakukan keduanya di TPS tersebut sungguh di luar dugaan.
Mereka langsung mengambil paksa sebuah kotak suara tanpa permisi.
"Merasa tidak puas dengan hasil perhitungan suara, kedua pelaku pergi ke TKP dan mengambil kotak suara secara paksa, kemudian dibawa ke rumah saudara Taufik," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Ronny F Sompie, seperti dilansir dari Antara.
7. Tarik Bantuan di Musala
Di Tulungagung, Jawa Timur, seorang caleg yang gagal lolos ke parlemen nekat menarik kembali bantuan yang sudah diberikannya untuk sebuah mushola.
Haji Miftahul Huda, caleg dari Partai Hanura, mengambil kembali sumbangan berupa 2.000 batu bata, 10 sak semen, dan satu truk pasir yang saat masa kampanye dia sumbangkan untuk pembangunan mushola di RT 2 Desa Majan, Kecamatan Kedung Waru, Tulungagung.
8. Tutup Jalan Perumahan
Sementara itu caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN), Anselmus Petrus Youw, nekat menutup jalan masuk Perumahan Satpol PP di Nabire, Papua Barat, dengan balok kayu, karena warga setempat tidak memilih dirinya.
Bersama puluhan pendukungnya, dia menutup gapura masuk perumahan di Kampung Wadio, Kelurahan Bumi Wonorejo, Nabire, Papua. Mereka merusak pangkalan ojek dan kantor kepala desa.
9. Kepala Desa Tutup TK
Kasus caleg gagal di Kolaka, Sulawesi Tenggara, sedikit berbeda.
Jika biasanya caleg gagal yang langsung bertindak untuk melampiaskan kekecewaannya, di Kolaka 'eksekutornya" adalah seorang kepala desa.
Kepala desa tersebut menyegel sebuah sekolah Taman Kanak Kanak dan Tempat Pendidikan Anak Usia Dini. Bahkan mengancam akan mengusir seluruh guru dan kepala sekolahnya setelah dua orang caleg titipan sang kades kalah di TPS dusun ini.
Akibat penyegelan ini sebanyak 27 siswa TK terpaksa belajar di rumahnya masing-masing.
10. Mandi kembang di Padepokan
Selain kisah tersebut di atas ada beberapa caleg yang melakukan antisipasi supaya tidak kecewa bila tak lolos.
Yayat Abdurahman, salah seorang calon legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Cirebon dari Partai Gerindra, pesimistis lolos Pileg 2019.
Yayat tak menyangka perolehan suaranya tak sesuai target.
Kebimbangan Yayat itu menuntunnya menuju ke Padepokan Anti Galau Yayasan Al Busthomi di Desa Sinarrancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jabar.
"Harus ada keyakinan dalam diri saat maju Pileg. Kalau gelisah sih tidak, cuma ada rasa tidak optimis atau bimbang," kata Yayat usai melakoni ritual mandi kembang di Padepokan Anti Galau, Jumat (19/4/2019)
Yayat mengaku maju sebagai caleg bermodal keyakinan dan jaringan.
"Kemungkinan suara sih biasa-biasa saja. Karena saya juga tidak menggunakan kekuatan yang kuat, hanya kepercayaan diri, keluarga, teman, dan sahabat," katanya.