Relawan Gelar Syukuran di Rumah Aspirasi Jokowi
Kegiatan yang dimulai pukul 12.00 WIB hingga sore digelar di Rumah Aspirasi Jokowi-Amin, Jakarta, Minggu (21/4/2019).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elemen-elemen relawan pasangan calon presiden dan wakil presiden (paslon) nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi-Amin) menggelar syukuran.
Kegiatan yang dimulai pukul 12.00 WIB hingga sore digelar di Rumah Aspirasi Jokowi-Amin, Jakarta, Minggu (21/4/2019).
Ratusan relawan maupun masyarakat antusias mengikuti syukuran yang dihadiri Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin, Moeldoko.
Berdasarkan hasil quick count atau hitung cepat lembaga-lembaga survei, Jokowi-Amin unggul dengan selisih sekitar 10 persen (double digit) atas Prabowo-Sandi.
"Keunggulan yang bisa kami bilang telak. Meski kami tetap harus menunggu pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei 2019," ujar Michael Umbas, Wakil Kepala Rumah Aspirasi Jokowi-Amin.
Baca: Nama Sandiaga Uno Tidak Ada pada Spanduk Syukuran Kemenangan Prabowo
Umbas mengatakan tentu tak ada salahnya jika pihaknya mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Dalam acara syukuran, kami memanjatkan doa yang dipimpin tokoh-tokoh lintas agama. Kami merayakan kemenangan ini dengan penuh sukacita," ujar Umbas.
Menurut dia, perjuangan memenangkan Jokowi-Amin bukanlah jalan mudah. Selama masa kampanye 23 September 2018-13April 2019, begitu banyak fitnah, kabar hoax, ujaran kebencian menerpa Jokowi-Amin.
"Atas berkat rahmat Tuhan, kami berhasil melalui itu. Para relawan dan rakyat yang mencintai Jokowi-Amin, sedikit pun tak gentar. Peluh lelah terbayar lunas, Jokowi-Amin menang. Ekspresi rakyat pun tak terbendung," katanya.
Sambil menunggu dan mengawal proses tahapan KPU, pihaknya juga menyampaikan pesan kepada paslon 02 Prabowo-Sandi bahwa jangan sekali-kali melupakan sejarah.
"Pada 2014 Pak Prabowo dan tim dengan bangga mempertontonkan aksi sujud syukur dan aneka klaim bukti kecurangan namun pada akhirnya menguap bak ditelan bumi karena tidak bertumpu pada fakta. Kebenaran memang tidak akan pernah bisa diputarbalikkan," ujar dia.