Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lemhannas Imbau Dua Kubu Pilpres 2019 Selesaikan Perbedaan Lewat Perangkat yang Sudah Ada

Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo mengimbau dua kubu yang bertarung dalam Pilpres 2019

Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Lemhannas Imbau Dua Kubu Pilpres 2019 Selesaikan Perbedaan Lewat Perangkat yang Sudah Ada
Gita Irawan/Tribunnews.com
Konferensi Pers Gubernur Lemhannas RI yang mengangkat tema "Menyikapi Situasi Terkini Setelah Pemilihan Umum 2019 dari Perspektif Ketahanan Nasional" di Ruang Syailendra Gedung Astagatra Lt 3 Lemhannas RI di Jakarta Pusat pada Selasa (23/4/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo mengimbau dua kubu yang bertarung dalam Pilpres 2019 yakni kubu Capres Cawapres 01 dan Capres Cawapres 02 untuk menyelesaikan perbedaan dengan perangkat yang sudah disediakan negara dan sesuai dengan kaidah demokrasi.

Hal tersebut disampaikan Agus saat Konferensi Pers Gubernur Lemhannas RI yang mengangkat tema "Menyikapi Situasi Terkini Setelah Pemilihan Umum 2019 dari Perspektif Ketahanan Nasional" di Ruang Syailendra Gedung Astagatra Lt 3 Lemhannas RI di Jakarta Pusat pada Selasa (23/4/2019).

"Lemhannas itu menghimbau untuk kita kembali menetapkan diri sebgai warga negara yang baik dan menggunakan semua perangkat itu yang sudah tergelar. Itulah tanda-tanda dari warga negara yang baik dan di dalam demokrasi dikatakan bahwa, demokrasi itu terkonsolidasi apabila seluruh warga negara dan masyarakat percaya bahwa perbedaan itu harus diselesaikan melalui kaedah-kaedah demokrasi, artinya cara-cara damai," kata Agus.

Baca: Rocky Gerung Jengkel di-Bully hingga Alihkan Isu Ratna dengan Isu Kurs Dolar

Agus menekankan, penyelesaian perbedaan pendapat sesuai dengan kaidah demokrasi dan melalui perangkat yang sudah ada akan berlaku bukan hanya untuk pemilu saja, tapi juga sepanjang masa.

Ia juga menegaskan, jika masih ada pihak yang menggunakan kekuatan untuk menyelesaikan perbedaan, maka hal itu mengindikasikan adanya pemaksaan.

"Kalau masih ada yang percaya pada kekuatan untuk menyelesaikan perbedaan, tentu kekuatan akan memberikan unggulan kekuatan atas yang lain. Berarti ada unsur pemaksaan, maka sebetulnya kita belum masuk kepada demokrasi seutuhnya," kata Agus.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas