Jokowi Sepakat Kubu Prabowo Buka-bukaan Perolehan Suara Internal
Najwa ingin tahu apakah Jokowi langsung mengevaluasi daerah-daerah dan basis suara dalam quick count itu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 01 Jokowi memberikan tanggapan terkait pernyataan calon presiden (capres) 02, Prabowo Subianto menyebut lembaga survei bohong dan diminta pindah ke Antartika.
Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Jokowi saat wawancara khusus dengan Najwa Shihab di program Mata Najwa, Rabu (24/4/2019).
Awalnya, Jokowi dimintai tanggapan soal hasil quick count yang memenangkan pasangan 01, Jokowi-Maruf Amin.
Najwa ingin tahu apakah Jokowi langsung mengevaluasi daerah-daerah dan basis suara dalam quick count itu.
Jokowi yang tersenyum saat mendapatkan pertanyaan tersebut lantas menyebutkan bahwa menang dan kalah di sejumlah daerah itu adalah hal yang biasa terjadi.
"Karena di politik memang seperti itu. Ada yang pro, ada yang kontra. Ada yang senang, ada yang tidak senang. Saya kira dalam politik itu biasa," ujar Jokowi.
Baca: Pengamat: Itu Bukan People Power Tapi People Ngamuk
Jokowi lantas menyebutkan bahwa pihaknya tak ingin melihat hanya per daerah saja.
Jokowi mengatakan dirinya ingin melihat hasil quick count secara umum.
"Secara umum saya kira apa yang sudah dihasilkan quick count itu sudah gamblang dan jelas. Quick count itu kan metodologi ilmiah yang pengalaman-pengalaman dari kemarin-kemarin baik di pilkada, pilpres, semuanya hampir 99 persen angkanya benar," kata Jokowi.
"Jadi, apa yang masih kita berdebatkan?" sambung dia sambil terkekeh.
Baca: Ini Isi Surat yang Dikirimkan Jokowi untuk Xi Jinping
Najwa lantas menyinggung soal polemik quick count di mana banyak pihak menyebut lembaga survei tukang bohong.
"Sampai sejauh misalnya Pak Prabowo (Calon Presiden 02, Prabowo Subianto) mengatakan 'pindah ke Antartika' dan sebagainya," kata Najwa.
"Jadi, ketika melihat ada yang mempertanyakan, sikap Pak Jokowi?" tanya dia.
Jokowi yang sempat kembali terkekeh saat mendengar Najwa menyebut soal 'Antartika' lantas meminta agar seluruh pihak membuka data mereka agar jelas kebenarannya.