Polemik Pendukung Prabowo Garis Keras, Mahfud MD Minta Maaf: Mengajak Bersatu Kok Malah Berpecah
Mahfud MD meminta maaf terkait pernyataannya mengenai pendukung Prabowo garis keras. Mahfud menyebut dirinya berniat mengajak rekonsiliasi.
Penulis: Miftah Salis
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNNEWS.COM- Mahfud MD meminta maaf terkait pernyataannya mengenai pendukung Prabowo garis keras.
Pernyataan Mahfud MD beberapa waktu lalu menjadi polemik yang dianggap dapat memecah belang bangsa.
Mantan Ketua MK tersebut menegaskan jika dirinya berniat mengajak rekonsiliasi dalam pernyataan tersebut.
Dikutip melalui akun Twitter @mohmahfudmd, Mahfud MD menjelaskan pengertian dari istilah garis keras yang dilontarkannya.
Mahfud MD menjelaskan istilah garis keras diartikan sebagai sikap kokoh yang tidak mau berkompromi dengan pandangan yang tidak sejalan dengan prinsip.
Lebih lanjut, Mahfud MD, menyebut penegertian tersebut ada dalam literatur.
Baca: TERBARU Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo, Hari Ini Pukul 07.45 WIB, Data Masuk 58.69%
Baca: Bara Hasibuan: Setelah 17 April Dukungan PAN ke Prabowo-Sandi Selesai Secara De Facto
Ia kemudian meminta maaf kepada semua pihak yang memiliki beda paham dengan istilah tersebut.
Mahfud bahkan menegaskan jika dirinya berniat untuk mengajak rekonsiliasi.
Namun, niat ini justru menuai kontroversial lantaran pernyataan yang dilontarkannya.
"Di dlm term ilmu istilah hard liner diartikan, "sikap kokoh, tdk mau berkompromi dgn pandangan yg dianggapnya tdk sejalan dgn prinsipnya". Itu tertulis di literatur2. Tp bagi yg beda paham sy minta maaf. Maksud sy mengajak rekonsiliasi, bersatu, kok malah berpecah. Itu tdk bagus."
Untuk menyudahi polemik ini, Mahfdu MD memilih tak memperpanjang masalah tersebut dengan mengajak masyarakat mengawal proses pemilu.
"Daripada sy dituding "mau membelokkan isu" dari kecurangan pemilu maka sy takkan memperpanjang polemik. Mari kita kawal sj ber-sama2 proses pemilu ini krn jalannya msh panjang. Semua hrs mendapat keadilan sesuai tuntutan demokrasi. Demokrasi hrs selalu diimbangi hukum (nomokrasi)"
Lebih lanjut, Mahfud MD kembali menjelaskan pengertian garis keras dalam literatur.
Namun, ia juga kembali meminta maaf kepada berbagai pihak yang salah memahami pernyataannya.