Tanggapi Pidato Prabowo soal Kerusuhan 22 Mei, Feri Amsari Contohkan Sikap Bung Karno dan Gus Dur
Pidato Prabowo terkait aksi demo 22 Mei mendapat tanggapan dari Direktur Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas Padang, Feri Amsari.
Penulis: Lita Andari Susanti
Editor: Fitriana Andriyani
Berikut video pidato Prabowo:
Setelah mendengar pidato Prabowo, Feri Amsari menyampaikan tanggapannya.
Ia memberikan contoh tentang sikap yang dilakukan oleh Presiden Soeakarno dan Presiden Gus Dur saat menghadapi sebuah permasalahan yang melibatkan masyarakat.
Baca: Roy Suryo Sebut Pemerintah Lebay Batasi Medsos untuk Antisipasi Aksi 22 Mei
"Saya mau kasih contoh biar Uda Andre puas."
"Ada dua bapak bangsa penting untuk jadi contoh, pertama Bung Karno kedua Gus Dur."
"Bung Karno ketika diusir dari istana ini bung besar, bung besar itu ketika berpidato seluruh rakyat kumpul."
"Hari itu bung besar diusir dari istana dengan ucapan 'saya tidak mau kalau saya mempertahankan istana ini dengan mengorbankan rakyat banyak'."
"Ketika Gus Dur diimpeact, Gus Dur mengatakan apa artinya sebuah jabatan presiden kalau ujungnya membuat rakyat berkorban dan berdarah-darah," ujar Feri Amsari.
Kemudian Feri bertanya-tanya kenapa Prabowo meminta pendukungnya untuk diam saat dipukul.
Baca: Cerita Haru Tentang Bachtiar Alamsyah, Warga Batuceper Korban Meninggal di Aksi 22 Mei
Seharusnya ketika mulai dipukul, Prabowo langsung meminta pendukungnya untuk pulang.
"Saya bertanya-tanya kenapa dipukul harus diam?"
"Kalau orang sudah memukul suruh pulang agar Anda tidak dipukul biar tidak jadi korban, Anda itu massa, rakyat pendukung saya setiap pukulan ke wajah Anda menyakiti perasaan saya."
"Pulang jangan sakiti saya karena anda dipukul, itu yang namanya cinta kepada rakyat," jelas Feri Amsori.
Seperti diketahui, masyarakat semat digemparkan dengan kerusuhan yang terjadi di Jakarta.