Sakit Hati Jadi Pemicu Andri Bibir Bantu Perusuh Saat Aksi 22 Mei, Suplai Batu dan Sediakan Air
Andri Bibir, pria yang ditangkap kepolisian terkait aksi 22 Mei 2019 menceritakan bagaimana dirinya berinisiatif menyediakan batu untuk perusuh.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Saat emosi sedang meledak-ledak, keputusan yang mereka ambil tidak dipikirkan masak-masak dan jadinya tidak logis.
“Mereka jadi mudah tersinggung jadi tidak logis ambil keputuan dengan kata lain mereka bertindak secara impulsif. Inilah yang menyebabkan mereka mudah terprovokasi,” ungkap Monica kepada Tribunnews.com, Rabu (22/5/2019).
Baca: Masuk Waktu Sahur, Bentrok Massa Aksi dengan Polisi di Jalan Wahid Hasyim Masih Terjadi
Kemudian anak-anak remaja akhir ini saat berada di dalam kerumunan massa lebih mengedepankan solidaritas hingga meninggalkan norma-norman pribadi yang sebelumnya dianut.
Dengan mengedepankan solidaritas mereka akan mudah terpengaruh bahkan bisa dibilang nurut dengan yang dilakukan disekitarnya terlepas tindakan tersebut negatif atau positif.
“Orang muda yang berada di dalam kerumunan massa akan lebih mengedepankan solidaritas dan meninggalkan norma pribadi, mudah meniru terlepas apakah perilaku kerumunan salah atau benar,” tutur Monica.
Baca: Perkataan Terakhir Ustaz Arifin Ilham Kepada Ustaz Yusuf Mansyur: Abang Sudah Siap Menghadap Allah
Agar tidak mudah terprovokasi khususnya tindakan-tindakan negatif, anak muda sebaiknya mengindari kerumunan, mengedepankan pemikiran logis, dan mengatur emosi.
“Jangan biarkan diri terbawa emosi negatif. Tenangkan diri dengan mengalihkan perhatian dari hal-hal negatif ke yang lebih positif,” ujar Monica.