5 Fakta PA 212 Gelar Aksi 27 Mei Besok untuk Putusan MK, Dugaan Teroris Ikut Aksi - Hakim MK Dikawal
Inilah fakta-fakta PA 212 gelar aksi 27 Mei besok untuk putusan MK. Mulai dari dugaan teroris ikut aksi hingga hakim mK dikawal
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Tiara Shelavie

Mabes Polri memprediksi aksi unjuk rasa atau mobilisasi massa jelang vonis putusan sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), tak akan semasif aksi kerusuhan 21-22 Mei silam.
"Ancaman, gangguan di pelaksanaan PHPU MK ini tidak semasif, serawan ketika masa melaksanakan demo 21-22 (Mei) di Bawaslu," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (26/6/2019).
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menjelaskan prediksi tersebut didapat dari hasil analisa-analisa intelijen Korps Bhayangkara.
Seperti halnya kerusuhan 21-22 Mei lalu, ia menyebut Polri telah mendeteksi adanya pihak-pihak tertentu yang akan memanfaatkan unjuk rasa hingga berakhir ricuh dan anarkis.
"Dari intelejen, dari analisa kita semuanya. Makanya kita selalu mem-warning, saat 21-22 sudah mendeteksi, hasilnya ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan unjuk rasa. Unjuk rasa itu diprovokasi untuk menjadi unjuk rasa yang berakhir ricuh, berakhir anarkis, berakhir deduktif," ucapnya.
Lebih lanjut, disinggung terkait prediksi situasi kondisi aksi unjuk rasa saat vonis putusan sengketa Pilpres 2019 besok, jenderal bintang satu itu mengatakan tidak akan ada kerusuhan.
"Besok Insyallah nggak (ada kerusuhan, - red)," tukasnya.
Baca: Aksi PA 212 Kawal Putusan MK Disebut Usang dan Tak Memilki Daya Tarik Bagi Masyarakat
4. Dugaan teroris ikut aksi
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkap dugaan keterlibatan jaringan teroris saat aksi mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pilpres yang akan diumumkan besok siang.
Ia mengatakan pemerintah sudah memetakan kelompok atau jaringan teroris yang nantinya ikut 'bermain' dalam aksi tersebut. Namun, Moeldoko enggan menyebutkan kelompok mana saja yang terlibat.
"Ada. Ada jaringan terorisnya juga ikut main-main nanti. Kita sudah tahu itu. Sudah kita petakan," ujarnya saat ditemui di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Rabu (26/6/2019).
Menurutnya, kelompok-kelompok tersebut tidak ingin adanya upaya rekonsiliasi pasca Pilpres. Sehingga, kata Moeldoko, agenda utama dari kelompok tersebut turun atau mengikuti aksi.
"Sepertinya mereka punya agenda lain yang pada akhirnya masih menginginkan untuk turun ke jalan. Kelompok-kelompok itu sudah kita kenali dan modusnya atau agendanya. Kenapa kok enggak nerima saja keputusan atau hasil sidang itu, apapun hasilnya," jelasnya.
Sebagai langkah preventif, Moeldoko mengatakan 40 ribu personel gabungan TNI-Polri disiagakan menjaga gedung MK saat hakim membacakan hasil sengketa Pilpres.