Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beberkan Harapan untuk Jokowi Setelah Putusan MK, Salim Said: Fitnah itu Alat Kampanye Kotor

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan (Unhan), Prof. Salim Haji Said angkat bicara mengenai keputusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Editor: tribunjakarta.com
zoom-in Beberkan Harapan untuk Jokowi Setelah Putusan MK, Salim Said: Fitnah itu Alat Kampanye Kotor
Tribunnews/MUHAMMAD FADHLULLAH
Pengamat Pertahanan dan Keamanan Salim Said saat berada di diskusi publik di daerah Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (28/03/2019). Diskusi publik ini dilaksanakan menjelang debat capres ke empat dengan tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional. Salim Said mengatakan bahwa isu bangkitnya dwifungsi ABRI karena sejumlah jenderal dan kolonel yang tidak ada jabatan (non job). Tidak hanya angkatan darat namun ada juga di angkatan udara. TRIBUNNEWS/MUHAMMAD FADHLULLAH 

TRIBUNNEWS.COM - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan (Unhan), Prof. Salim Haji Said angkat bicara mengenai keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang telah dibacakan pada Kamis (27/6).

Dalam putusan sengketa hasil pilpres 2019 itu, MK menolak semua gugatan yang diajukan oleh Tim Hukum Prabowo-Sandi.

Putusan ini disepakati oleh sembilan hakim MK tanpa ada perbedaan atau dissenting opinion.

Adanya kesepatan untuk menolak semua gugatan itu lantas membuat posisi Jokowi - Maruf Amin menjadi Presiden dan Calon Wakil Presiden terpilih periode 2019 - 2024.

Salim Said pun menuturkan harapannya dengan adanya keputusan MK tersebut.

Dilansir TribunJakarta.com dari kanal YouTube Talkshow Tv One pada Jumat (28/6), Salim Said menyatakan kebahagiaannya karena satu persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia sudah diatasi.

"Tapi persoalan ini belum menyelesaikan persoalan lainnya. Persoalan yang kita hadapi itu sekitar Pemilu ini atau akibat dari Pemilu yakni terpecahnya masyarakat dan tajam, hal tersebut menjadi sebuah tantangan," ucap Salim Said.

Berita Rekomendasi

Salim Said menilai, seharusnya seluruh masyarakat dan kalangan elite politik mempelajari mengapa ada kondisi yang terpecah belah saat Pilpres 2019.

"Saya berkali-kali mengatakan karena desain politik yang keliru. Kita membuat 20 persen presidential threeshold, akibatnya masyarakat menjadi tajam. Ikut ke kubu satu dan lainnya, tak ada perantara yang bisa buat kita pindah kalau kita kalah," ungkap Salim Said.

Salim Said menyatakan, durasi kampanye yang begitu lama membuat pertentangan masyarakat itu semakin menjadi.

Baca Selanjutnya>>>

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas