Berkaca pada Pilkada DKI dan Pilpres 2014, Jokowi Pandai Rangkul Lawan Politik
Analis Politik Exposit Strategic, Arif Susanto mengatakan merujuk pengalaman Pemilu 2014 dan Pilkada DKI 2017, merangkul menjadi keahlian Jokowi
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapan rekonsiliasi antara capres Jokowi dengan Prabowo terus dinantikan oleh publik.
Terlebih KPU RI hari ini, Minggu (30/6/2019) akan menetapkan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih.
Penetapan dilakukan melalui rapat pleno terbuka di kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat pukul15.30 WIB.
Analis Politik Exposit Strategic, Arif Susanto mengatakan merujuk pengalaman Pemilu 2014 dan Pilkada DKI 2017, merangkul telah menjadi suatu keahlian bagi Jokowi.
Jokowi tidak segan mengambil inisiatif untuk bertemu lawan politik. Tidak hanya itu, dalam dua pemilu terakhir, Jokowi bahkan sukses berpasangan dengan wakil presiden yang mulanya berseberangan dengan dirinya.
Baca: Presiden Jokowi Angkat Isu Ekonomi dan Maritim Saat Bertemu PM India
"Kita semua mau lihat Jokowi, dia punya reputasi figur politik yang pandai merangkul lawan. Catatan saya pasca pemilu 2014, Jokowi kejutan ke kertanegara dan Hambalang. Ada adegan Jokowi-Prabowo naik kuda bersisihan. Adegan ini banyak didorong orang untuk dilakukan saat ini," ucap Arif.
Meskipun demikian, lanjut Arif, rekonsiliasi tidak sepatutnya menjadi sekedar gambaran indah citra politik. Rekonsiliasi juga tidak harus sebangun dengan bagi-bagi kekuasaan.
"Rekonsiliasi harus beriorisntasi pada upaya menjaga solidaritas kebangsaan yang dapat dimulai dari dipraktikannya politik beretika," tambahnya.