Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PON Papua

Ketum KONI Pusat Tegur Pertina: Jangan Sampai Terulang Lagi

zoom-in Ketum KONI Pusat Tegur Pertina: Jangan Sampai Terulang Lagi
tribun jakarta
Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman dan Ketua Umum Pertina, Komaruddin Simanjuntak di GOR Cenderawasih, Kota Jayapura, Sabtu (9/10/2021). 

Laporan Wartawan Tribunjakarta.com, Wahyu Septiana

TRIBUNJAKARTA.COM,  JAYAPURA - Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman buka suara menanggapi insiden kericuhan yang terjadi di venue pertandingan tinju di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021.

Insiden kericuhan sempat terjadi di venue tinju di GOR Cenderawasih, Kota Jayapura, pada Jumat (8/10/2021) malam WIT.

Saat itu, petinju dari kontingen DKI Jakarta, Jil Mandagi dilaporkan menjadi sasaran pemukulan di luar ring tinju.

Pemukulan dikabarkan dilakukan oleh relawan panitia pelaksana pertandingan.

Dari keterangan yang dihimpun, kronologi bermula saat Jil Mandagi bertanding melawan atlet NTT, Luki Mira Agusto Hari di kelas 52-56kg putra.

Juri memutuskan, pertarungan dimenangkan Luki.

Keputusan itu memicu ketidakpuasan Jil Mandagi yang melakukan protes keras.

Sang petinju disebutkan turun dari ring lalu membanting pintu dan memukul Kun spanduk pembatas.

Aksi itu memantik reaksi relawan yang tergabung dalam panitia pelaksana menjaga jalannya pertandingan.

Upaya menenangkan atlet itu berimbas adanya pemukulan di luar ring.

Marciano Norman menyebut, pihaknya sudah melakukan evaluasi terkait adanya insiden kericuhan di venue pertandingan PON Papua 2021.

Ia berharap kejadian kericuhan itu tidak terjadi lagi di pertandingan PON Papua.

"Insiden yang terjadi di tinju saya sudah melakukan evaluasi kedepannya tidak boleh terjadi lagi seperti itu," kata Marciano Norman, Sabtu (9/10/2021).

Langkah cepat dilakukan Marciano Norman dengan langsung berkomunikasi ke Ketua PB Pertina (Persatuan Tinju Amatir Indonesia), Komaruddin Simanjuntak.

Ia meminta kepada pengurus agar kejadian kericuhan tidak terulang lagi dan bisa diantisipasi dengan baik.

"Saya sudah bicara dengan Ketua Pertina, Komaruddin Simanjuntak, saya berikan atensi jangan sampai terulang lagi seperti itu," ungkapnya.

Marciano Norman berpesan kepada seluruh pihak, terutama kontingen antelt yang bertanding bisa bersikap sportif saat berlaga di ajang PON Papua.

Saat wasit sudah menentukan hasil akhir, atlet harus bisa menerima dengan bijak.

Para atlet diminta tidak melakukan provokasi dan juga melakukan tindakan yang memancing reaksi negatif dari suporter.

"Sportivitas harus nomor satu, atlet pada saat sudah dinyatakan kalah oleh wasit atau juri melajukan tindakan tak terpuji bisa memprovokasi penonton," kata dia.

Tak hanya ke para atlet, Marciano Norman juga berpesan ke perangkat pertandingan bisa bersikap adil dan menegakan aturan dengan benar.

Para pengadil di lapangan dituntut bijak dan tidak memihak ke salah satu kubu yang bertanding.

"Saya minta juri yang terlibat objektif mungkin harus menjunjung sportivitas dan berpihak ke kebenaran didalam penilaian," tutupnya.

Diketahui, kedua pihak yang sempat berseteru akhirnya memutuskan untuk berdamai.

Ketua Pertina Papua, Ricky Ham Pagawak memastikan bakal melanjutkan pertandingan tinju PON Papua sesuai jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.

"Kami sebagai tuan rumah, sudah sepakat bahwa pelaksanaan pertandingan tinju ini kami jaga sampai selesai."

"Oleh sebab itu masalah yang terjadi kemarin, tadi malam sudah diselesaikan secara kekeluargaan sebagai warga negara indonesia yang baik, sebab atara DKI dengan kami satu, sama-sama indonesia, sehingga masalah ini tidak lagi dibawah ke jalur hukum lagi," ujar Ricky Ham Pagawak.

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas