Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PON Papua

Tiga Provinsi Ini Berbagai Emas di Cabor Gulat

zoom-in Tiga Provinsi Ini Berbagai Emas di Cabor Gulat
Dok. Humas PP PGSI
Tiga Provinsi Ini Berbagai Emas di Cabor Gulat 

TRIBUNNEWS.COM, MERAUKE - Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan berbagi satu medali emas dari tiga kelas gaya bebas putra yang dipertandingkan Senin (11/10/2021) malam di GOR Head Sai, Merauke, Papua.

Dengan demikian, Jatim sukses mempertahankan dominasinya, sementara Kaltim dan Kalsel menggusur Banten di posisi ketiga.

Rangkaian pertandingan final kelas 57kg, 65kg dan 74kg gaya bebas putra yang disaksikan langsung Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman dan Kabinpres PP PGSI, Gusti Randa tersaji menarik dan dinamis.

Medali perunggu akhirnya untuk Rendy Aditya S dari Kalimantan Selatan, yang unggul angka atas Fadli H (Papua), meski lalu menyulut ketidakpuasan ofisialnya.

Kaltim memecahkan kebuntuan perolehan medali emasnya dari keberhasilan Zainal Abidin yang sukses mengungguli andalan Jatim, Puji Prastiyo.

Pertandingan berlangsung ketat, dimenangkan Zainal Abidin dengan skor 3-0 setelah bermain selama dua ronde dengan masing-masing tiga menit.

Medali perunggu untuk Debi Haryanto dari Bengkulu yang berhasil mengalahkan pegulat Kalsel, M.Seman. Walau skor akhir seri-, 4-4, Debi Haryanto dinyatakan sebagai pemenang karena mereebut dua poin terakhir.

Dalam olahraga gulat jika kedua pegulat memperoleh angka yang sama maka yang memperoleh angka terakhir yang akan menjadi pemenang.

Di final kelas 65kg, Arbainsyah sukses membendaharakan medali emas pertama untuk daerahnya, Kalsel. Arbainsyah menang meyakinkan dengan skor 8-0 atas pegulat Sumbar, Heru Fernandes.

Perunggu untuk Ardiansyah (Kaltim), setelah mengalahkan Aji Hakiki (Banten) untuk kedua kalinya dengan skor 12-2 di babak pertama.

Pertandingan tidak dilanjutkan karena Ardiansyah sudah unggul 10 poin atas Aji Hakiki. Sebelumnya mereka sudah bertemu di babak penyisihan dan Ardiansyah menang dengan selisih skor yang cukup jauh.

Terakhir, di kelas 74kg, medali emas untuk Rahmat Hadi W (Jatim) setelah mengunguli Gilang Ihza (Sumbar) dengan skor 8-0. Perunggu untuk Rendy Aditya (Kalsel).

Pada Selasa (12/10), akan diperebutkan kembali tiga medali emas dari kelas 86kg, 97kg dan 125kg, dengan masing-masing enam peserta di setiap kelasnya, dengan pegulat Jatim, Kalsel, serta Jabar dan Kaltim bersaing keras.

Menyusul tuntasnya perebutan tiga medali emas dari kelas 57kg, 65kg dan 74kg gaya bebas putra, Jatim sukses mempertahankan posisinya dalam klasemen sementara perolehan medali gulat.

Dari Sembilan medali emas yang sudah diperebutkan, tim gulat Jatim mengumpulkan 4-3-1 medali. Tetap dibayangi Jabar dengan 2-1-0. Kaltim dan Kalsel menyodok Banten. Di urutan ketiga, Kaltim dengan 1-1-4, disusul Kalsel 1-0-2.

Berikutnya, Banten 1-0-0, Sumbar 0-3-1, Jambi 0-1-0, dan Bengkulu 0-0-1.

Hartono, Sekjen Pengprov PGSI Jatim, mengapresiasi keberhasilan para pegulatnya. “Sejauh ini masih on the track, sesuai harapan kami untuk membawa pulang tujuh dari 14 medali emas yang diperebutkan,” katanya, Senin (11/10).

Dari tujuh medali yang ditargetkan, tiga di antaranya dari sektor putri, separuh dari enam medali emas. Yakni, melalui Shintia Arfenda di kelas 50kg, Candra Marimar di kelas 53 kg, dan Varadisa Septi di kelas 76kg.

“Putri sesuai harapan, hanya yang agak di luar dugaan keberhasilan Candra Marimar itu, sebab yang kita perhitungkan adalah Mutiara Ayuningtyas di kelas 62kg,” jelas Hartono, yang juga Wakil Binpres PP PGSI.

Mutiara Ayuningtyas, pegulat nasional dan andalan di Asian Games 2018 lalu, hanya berhasil menyumbang perunggu di kelas 62kg setelah mengungguli Siti Aliyah dari Jateng.

Ayu, peraih emas di PON Bandung dan juara Pra PON, diungguli peraih medali emas Kharima Tantri Herlina (Jabar) di babak semifinal.

Candra Marimar di kelas 53 mengungguli Annisa Safitri dari Kaltim, sementara Candra Marimar mengalahkan pegulat nasional Eka Setiawati dari Jabar.

“Candra Marimar tidak ikut Pra PON di Jakarta, sementara Mutiara Ayu memang turun kelas,” tutur Hartono.

Yang juga agak di luar dugaan adalah kegagalan Puji Prastiyo di kelas 57kg, sementara keberhasilan Rahmat Hadi W di kelas 74kg sudah sesuai harapan.

“Puji dan Rahmat Hadi itu sama-sama kuat. Puji bahkan juara bertahan PON XIX 2016, Bandung, dan juga juara Pra PON di Jakarta,” jelas Hartono.

Hartono menyebutkan, Jatim berpeluang menambah perolehan medalinya dari tiga kelas gaya bebas putra yang dipentaskan Selasa (12/10) besok, yakni kelas 86kg, 97kg dan 125kg.

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas