Didukung Infrastruktur Tol dan Bandara, Analis: Properti di Barat Jakarta Makin Potensial Berkembang
Perkembangan hunian baru di pinggiran kota Jakarta kin makin menunjukkan tren berkembang ke arah barat.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain mengarah ke selatan Jakarta, perkembangan hunian di pinggiran kota Jakarta juga makin menunjukkan tren berkembang ke arah barat. Sejumlah pengembang menggarap proyek hunian tapak di wilayah ini, terutama di Kabupaten Tangerang.
Dalam sebuah webinar properti bertajuk ‘Properti di Barat Jakarta, Apakah Masih Menjadi Pilihan,’ baru-baru ini, Ali Tranghanda, pengamat properti sekaligus CEO Indonesia Property Watch, mengatakan, potensi pertumbuhan properti di barat Jakarta saat ini paling pesat.
Ini jika dibandingkan kawasan lainnya di sekitar Jakarta lainnya, baik dilihat dari sisi kenaikan harga propertinya, investasi dan semakin lengkapnya fasilitas penunjang gaya hidup masyarakat.
Kawasan ini menjadi menarik end user/investor karena didukung oleh aksesibilitas jalan tol Serpong-Balaraja-Bandara serta harga yang masih terjangkau terutama bagi kalangan muda dan milenial.
Baca juga: Perumnas Genjot Proyek TOD Setelah Lunasi Pembayaran MTN Jatuh Tempo
"Jalan tol Serpong-Balaraja sendiri akan menyambungkan jalan tol Bintaro-Serpong, yang juga akan menghubungkan Kota Tangerang Selatan dengan Kabupaten Tangerang," Ali mencontohkan.
"Saat ini ada banyak pembangunan proyek infrastruktur di barat Jakarta yang akan menopang perkembangan sektor properti ke depannya," imbuhnya, Selasa (5/10/2021).
Baca juga: Daftar Lengkap Pemenang Properti Indonesia Award 2021: Waskita Realty Sabet 2 Penghargaan
Dia mencontohkan pengembangan kota baru yang dikembangkan oleh Paramount Land, yaitu Paramount Petals, di barat Jakarta, merupakan salah satu contoh pengembangan properti yang sangat potensial berkembang pesat ke depannya.
Baca juga: Rumah Bersubsidi Jadi Incaran Gen Z dan Milenial, Rusun dan Tapak Jadi Favorit
Menurut Ali Tranghanda, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat masyarakat baik kaum milenial maupun kalangan menengah atas lebih berhati-hati dalam mengeluarkan dana, demikian juga para investor sektor properti lebih berhati-hati dalam berinvestasi.
"Masyarakat sebenarnya masih menyimpan potensi daya beli terhadap sektor properti di era pandemi. Mereka hanya menunggu momentum tepat dan perlu diyakinkan. Informasi terkait produk properti dan kemudahan perbankan dalam membeli properti harus terus disampaikan kepada masyarakat," ungkapnya.
Aryo Tri Ananto, Direktur Paramount Land membenarkan, selama pandemi berlangsung, banyak orang tidak bisa mengeluarkan uang karena keterbatasan mobilitas.
"Hal ini memicu hadirnya generasi yang rajin menabung. Kondisi ini berpotensi mengubah tatanan perekonomian termasuk pada perilaku masyarakat terkait konsumsi dan menabung. Adanya simpanan uang tersebut, berpotensi untuk dijadikan sebagai uang muka antara10-15 persen," ujarnya.