REI: Bisnis Properti Siap Hadapi Ancaman Badai Ekonomi 2023
Ikang Fawzi menegaskan bisnis properti di Indonesia akan tetap berjalan meski diterpa ancaman resesi ekonomi global di tahun 2023.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Ikang Fawzi menegaskan bisnis properti di Indonesia akan tetap berjalan meski diterpa ancaman resesi ekonomi global di tahun 2023.
Menurut Ikang, dunia properti saat ini masih tetap menggeliat. Hal itu dilihat dari minat masyarakat yang membeli rumah tinggal masih menunjukkan peningkatan meski ditengah isu terpaan badai ekonomi yang diprediksi bakal terjadi tahun depan.
"Sebenernya dari pihak luar (perbankan dan depelover) sudah melakukan berbagai penyesuaian. Jadi persiapan untuk menghadapi situasi seperti itu. Kalau saya tetap optimis," kata Ikang kepada Tribunnews.com, Kamis (1/12/2022).
Baca juga: Pengembang Properti Mulai Terapkan Pembangunan Berkelanjutan dan Teknologi Terkini
Dikatakan Ikang, geliat bisnis properti yang tengah meningkat ialah pada kisaran harga Rp 1 miliar. Kata dia, saat ini para pengembang hunian rumah pangsa, turut melakukan penyesuaian seiring adanya laju tren pembelian properti.
"Sekarang properti sudah berjalan, kalau kita bicara properti dibawah Rp 1 miliar tuh sudah lancar lah gitu. Belum ada gangguan pasarnya, sekarang sudah mulai menaik lagi kemampuan orang dalam membeli properti," tuturnya.
Lebih lanjut, Ikang menegaskan, ketidakpastian ekonomi yang kerap disinggung bakal terjadi tahun depan, tak menyulut optimisme bangkitnya dunia properti. Sebab kata dia, hal tersebut telah dialami sebelumnya.
"Kalau diperhatiin dari tahun 2015 sampai sekarang 2022 tuh berkali-kali dan bertubi-tubi pengaruh eksternal yang mempengaruhi ekonomi bangsa ini. Terkhusus untuk masalah properti itu sudah terjadi beberapa kali," ucap Ikang.
"Jadi dengan seperti ini kita melihatnya, bahwa kita punya pengalaman banyak dalam mengatasi seperti ini. Tapi saya yakin kita sudah pernah lebih jelek seperti yang akan kita hadapi ini," sambungnya.
Baca juga: Isu Berkelanjutan Bikin Ide Rumah Pohon Kian Menginspirasi Berbagai Properti
Sebelumnya diberitakan, Kondisi perekonomian global diperkirakan akan mengalami resesi pada tahun 2023 mendatang. Meski demikian, ancaman itu tak berpengaruh terhadap perekonomian nasional.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core), Piter Abdullah mengatakan, saat ini ekonomi global tengah berperang melawan resesi. Namun, hal itu justru tak berimbas pada ekonomi nasional.
Menurutnya, ekonomi Indonesia mampu tumbuh meski sedikit berdampak akibat guncangan ekonomi global yang tidak menentu.
"Apa alasan kita untuk kita mengatakan resesi. Global memang akan melambat (ekonomi), tapi bukan berati kita juga akan ikutan resesi. Kita (Indonesia) akan terdampak negatif iya, tapi tidak membuat kita tumbuh negatif," kata Piter Abdullah kepada Tribunnews.com, Senin (7/11/2022).
Lebih lanjut, Piter mengatakan, meski bayang-bayang resesi global, ekonomi nasional mampu tumbuh positif sesuai prediksi pemerintah yang memperkirakan ekonomi nasional bakal tumbuh diangka 5 persen pada triwulan ke III.
Baca juga: Sektor Properti Melejit Dorong IHSG Naik 0,37 Persen ke 7.080 di Penutupan Hari Kamis
"Kita tidak akan tumbuh negatif, diperkirakan akan tumbuh sekitar 5 persen. Itu sudah terdampak oleh kondisi global, kalau kondisi globalnya membaik ya kita bisa tumbuh diatas 5 persen. Jadi enggak perlu kekhawatiran terkait resesi global," tuturnya.
Kata Piter, perekonomian Indonesia justru tengah mengalami peningkatan dalam proses pemulihan, pada triwulan III, ekonomi nasional diyakini akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan I dan II.
"Artinya perekonomian kita justru membaik ditengah kondisi yang dikhawatirkan tadi resesi global. Perekonomian kita mengalami surplus perdagangan yang tidak berhenti dan tidak putus mulai dari akhir tahun 2020," tegasnya.