Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Astra Land Maksimalkan Ruang Terbuka Hijau untuk Proyek Hunian Tapak di Cikupa

Ruang terbuka hijauseharusnya menjadi standar baku setiap kawasan hunian, dengan menyediakan minimal sekitar 30-40 persen lahan permukiman untuk RTH.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Astra Land Maksimalkan Ruang Terbuka Hijau untuk Proyek Hunian Tapak di Cikupa
HO
Ruang terbuka hijau seharusnya menjadi standar baku di setiap kawasan hunian, dengan menyediakan minimal sekitar 30-40 persen lahan permukiman untuk RTH. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengembang properti Astra Land Indonesia (ALI), menggunakan pendekatan baru berupa insiatif sustainability untuk pengembangan proyek properti yang mereka kembangkan di kawasan Cikupa, Tangerang, Banten, untuk hunian tapak.

Perusahaan pengembang hasil joint venture Astra Property dengan Hongkong Land ini berupaya memaksimalkan ruang terbuka hijau atau RTH seluas 6.000m2 di proyek Ammaia Ecoforest.

Tony Soetanto, Project Director Ammaia Ecoforest mengatakan, pihaknya menghadirkan konsep green living pada Ammaia Ecoforest untuk mengakomodasi gaya hidup dan masyarakat urban saat ini yang membutuhkan hunian yang asri dan nyaman sekaligus meningkatkan kualitas hidup.

Baca juga: Warga Asing Boleh Miliki Properti di Indonesia, REI: Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Proyek ini dikembangkan di lahan seluas 50 hektar dan sudah memasuki tahap pembangunan.

"Astra Land Indonesia (ALI) berkomitmen memberikan kenyamanan lebih bagi para penghuni Ammaia Ecoforest melalui Sertifikasi Greenship Neighborhood peringkat Gold dari Green Building Council Indonesia (GBCI) yang telah didapatkan," ujarnya dikutip Jumat, 18 Agustus 2023.

Dia menyebutkan ruang terbuka hijau (RTH) di proyek ini dirancang mencapai 30 persen dari luas lahan, agar para penghuni dapat menikmati waktu yang berkualitas bersama keluarga.

Berita Rekomendasi

Iben Yuzenho Ismarson, founder Sebumi, organisasi nirlaba yang bergerak di bidang lingkungan mengatakan, saat ini muncul anggapan bahwa tinggal di daerah urban sama dengan terdiskoneksi dengan alam.

"Namun, anggapan ini keliru apabila kawasan permukiman yang kita tinggali memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH). RTH merupakan bagian dari ruang terbuka (open space) yang memiliki fungsi sebagai tempat ruang interaksi, mengoneksikan kembali manusia kepada alam, sesama dan dirinya sendiri. Jadi peran RTH sangat penting,” ujarnya.

Iben mengatakan RTH seharusnya menjadi standar baku di setiap kawasan hunian, dengan menyediakan minimal sekitar 30-40 persen lahan permukiman untuk RTH.

“Pada sebuah residensial, pasti terjadi interaksi antar penghuni. RTH berperan menjadi ruang tempat masyarakat dapat bersilaturahmi dan berekreasi. Anak-anak bisa mengakses ruang untuk berekspresi, bermain, sehingga tidak terlalu banyak menghabiskan waktu di depan televisi atau video game,” kata Iben.

Psikolog klinis Tara De Thours berpendapat, ketika seseorang tinggal di hunian dengan lingkungan alam yang asri, maka akan dapat berpengaruh pada tumbuh kembang suatu keluarga dan juga pada pribadi seseorang.

“Tinggal di dekat alam mampu mengurangi tingkat stres, sehingga kita dapat memiliki kondisi mood dan emosi yang lebih stabil. Hal ini memungkinkan kita untuk memiliki relasi yang lebih positif dengan diri sendiri, serta dapat meningkatkan relasi yang positif dengan orang lain,” jelas Tara.

Menurut Tara, banyak penelitian yang menemukan bahwa meluangkan waktu sejenak dekat dengan alam dapat menurunkan hormon stres kortisol.

Selain itu, berinteraksi dengan alam akan meningkatkan hormon serotonin yang berfungsi untuk menstabilkan mood dan menimbulkan perasaan “feel good”. Penelitian dari The University of Essex di United Kingdom menemukan bahwa 5 menit berada di alam dapat meningkatkan mood, apalagi bila dilakukan setiap hari.

Tony Soetanto mengatakan, pihaknya melengkapi proyek township di Ckupa dengan area bermain anak, area food garden 7.820m2 agar para penghuni bisa bercocok tanam yang hasilnya bisa dipanen untuk kemudian dimasak sendiri, serta 2,5 km jalur pedestrian/jogging track asri yang tersambung dengan setiap kluster.

Township ini juga didukung ecoforest seluas 5,4 hektar dan green living yang diaplikasikan melalui pengelolaan dan koservasi lebih dari 40 persen air hujan dengan kapasitas retensi air hujan sebesar 11.781m3, serta memiliki sengkedan alami yang dapat membantu regulasi aliran air hujan sehingga tidak menimbulkan banjir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas