Terlilit Utang Miliar Dolar, Bos Evergrande Ditahan Polisi, Saham Perusahaan Kena Suspensi
Masalah utang yang dialami Evergrande telah membuat sang CEO Hui Ka Yan ditahan pihak kepolisian setempat.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, HONGKONG – Masalah utang yang dialami Evergrande telah membuat sang CEO Hui Ka Yan ditahan pihak kepolisian setempat.
Penangkapan dilakukan usai perusahaan properti terbesar di China ini gagal membayarkan tagihan obligasi yang jatuh tempo.
"Tidak jelas mengapa Hui berada di bawah pengawasan polisi, tapi ini mungkin menandakan adanya negosiasi tertentu yang diminta pemerintah. Perkembangan terakhir telah mengganggu harapan restrukturisasi," kata Gary Ng, ekonom senior Asia Pasifik di Natixis.
Baca juga: Akibat Terlilit Utang, Bos Raksasa Properti Evergrande Ditahan Polisi di China
Evergrande Group diketahui memiliki tagihan utang sebanyak 328 miliar dolar AS atau sekitar Rp 5.084 triliun (kurs Rp 15.500). Utang tersebut seharusnya dibayarkan Evergrande pada akhir Juni lalu, namun pihak perusahaan terus menunda pembayaran dengan dalih krisis likuiditas.
Kondisi ini yang kemudian membuat para investor Evergrande dilanda kepanikan, karena mereka khawatir Evergrande akan gagal melakukan restrukturisasi sehingga perusahaan tidak akan bisa melunasi tagihan utang obligasinya.
Meski kebangkrutan di sektor properti bukan kali pertama yang dialami China, namun pembengkakan utang yang dialami Evergrande menjadi lambang krisis luar biasa di sektor properti yang pernah dialami China, ini karena Evergrande menyumbang sekitar 30 persen dari ekonomi negara.
Sebagai informasi, kebangkrutan yang dialami Evergrande sebenarnya Telah terendus sejak akhir tahun 2021 silam. Tepatnya usai Pemerintah China menerapkan kebijakan "Tiga Garis Merah" dengan maksud agar para sektor real estate menawarkan properti bagi warga dengan harga yang jauh lebih murah.
Namun akibat kebijakan tersebut, Evergrande mulai kesulitan membayarkan bunga pinjaman, hingga akhirnya perusahaan properti ini mengajukan kode perlindungan kebangkrutan Bab 15 yang memungkinkan pengadilan Amerika Serikat untuk turun tangan membantu Evergrande menjalani restrukturisasi dari para kreditur.
Saham Evergrande Kena Suspend
Pasca CEO Evergrande ditangkap pihak berwajib, pemerintah Hongkong juga turut melakukan suspensi atau penangguhan pada saham Evergrande dan dua unitnya yang diperdagangkan di bursa saham China, sebagaimana dikutip dari Bloomberg.
Penangguhan ini jadi kali kedua yang dialami Evergrande setelah Sebelumnya, saham Evergrande juga pernah digembok selama 17 bulan. Akibat penangguhan ini saham Evergrande ditutup anjlok 19 persen dikisaran 0,32 dolar Hongkong, pada hari Kamis, (28/9/2023).