Angka Backlog Tinggi, BTN Gencar Garap Sektor Informal
BTN berupaya membantu pemerintah dalam menekan angka backlog perumahan melalui penyaluran KPR baru ke sektor informal.
Penulis: Sanusi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) ke pekerja di sektor informal menjadi gebrakan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menjelang usia ke-74 tahun pada 9 Februari 2024 mendatang.
Selain untuk memperbesar pangsa pasar di segmen mikro, program ini juga membantu pemerintah dalam menekan angka backlog perumahan.
Sektor informal menjadi perhatian khusus karena jumlahnya signifikan dalam populasi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang belum memiliki rumah layak huni. Mereka selama ini kurang terlayani karena dianggap tidak bankable. Padahal, mereka sejatinya punya penghasilan rutin meski tidak tetap (fluktuatif).
Di sisi lain, produk KPR rata rata bertenor panjang hingga di atas 20 tahun. Nilai kreditnya juga tidak kecil, mengikuti harga rumah yang menjadi objek kredit. Bank karena itu lebih memilih debitur dari pekerja sektor formal dengan penghasilan rutin untuk memastikan KPR nya tidak macet di tengah jalan.
“Skema KPR dan profil calon debitur seperti tidak ketemu. Tapi, sebagai bankir, kita harus berani melakukan terobosan," kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu, pekan lalu.
Dia mengatakan, tanpa komitmen dan keberpihakan, calon debitur dari segmen informal ini sampai kapan pun bakal sulit mendapatkan KPR.
"Sementara jumlah mereka tidak sedikit dan menjadi penyumbang tingginya jumlah penduduk yang belum punya rumah. Di sinilah kami mengambil peran tapi dengan tetap menjalankan manajemen risiko secara hati hati,” ujarnya.
Sektor informal yang dilayani BTN memiliki profil yang beragam, mulai dari pengemudi ojek online, paguyuban pedagang pasar, pelaku UMKM, merbot masjid hingga komunitas tukang cukur. Mereka ini disebut pekerja sektor informal karena bukan hidup dari gaji yang nilainya selalu stabil serta serba pasti.
“Mereka ini sejatinya punya penghasilan yang cukup meski tidak tetap seperti pekerja kantoran. Artinya, mereka mampu mengangsur dan layak mendapatkan KPR asal skemanya tepat,” katanya.
Baca juga: PUPR: Backlog Rumah 12,75 Juta, Belum Termasuk Pertumbuhan Keluarga Baru
BTN dalam lima tahun terakhir telah menyalurkan KPR ke sektor informal sebanyak sekitar 133.000 unit atau senilai sekitar Rp22 triliun. Jika mengacu pada data sejak BTN dipercaya sebagai bank panyalur KPR pertama kalinya pada Desember 1976 atau 47 tahun lalu, maka angkanya lebih besar lagi.
Perseroan sejak 47 tahun lalu telah menyalurkan KPR ke sektor informal sekitar 410.000 unit atau senilai sekitar Rp52 triliun.
“Untuk pembiayaan rumah khususnya rumah subsidi sekitar 93 persen dinikmati oleh pekerja formal, sedangkan sektor informal baru 7%. Untuk itu BTN terus mencari skema yang bisa mempermudah pekerja informal bisa menikmati pembiayaan dari BTN,” jelasnya.
Direktur Eksekutif Segara Institut Piter Abdullah mengapresiasi keberpihakan sekaligus keberanian BTN menyalurkan KPR bertenor panjang ke sektor informal.