Indonesia Masih Hadapi Tantangan Backlog Perumahan di Angka Jutaan
Sektor privat dinilai menjadi penting dalam mempercepat penyediaan hunian yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga menunjang kehidupan
Penulis: Reza Deni
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia saat ini menghadapi tantangan signifikan dalam sektor perumahan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kebutuhan rumah yang belum terpenuhi atau backlog perumahan masih berada di angka jutaan.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tingginya harga lahan di perkotaan, meningkatnya permintaan dari masyarakat urban, dan keterbatasan kemampuan finansial banyak keluarga untuk membeli rumah.
Sektor privat dinilai menjadi penting dalam mempercepat penyediaan hunian yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga menunjang kehidupan sosial dan ekonomi penghuninya.
Kadar Baru Berkah sebagai sektor ptivate memastikan akan mendukung pemenuhan kebutuhan perumahan di Indonesia.
Pada tahun 2025, pihaknya akan membangun 395 unit rumah baru di wilayah Malang dan Sorong sebagai bagian dari kontribusinya terhadap pemerataan akses hunian layak dan terjangkau.
Direktur Kadar Baru Berkah, Iqbal menuturkan bahwa proyek ini dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan hunian pertama yang nyaman.
“Kami memahami bahwa kepemilikan rumah menjadi tantangan besar, khususnya bagi keluarga muda. Melalui pembangunan ini, kami ingin menghadirkan solusi berupa rumah berkualitas dengan harga yang terjangkau,” ujar Iqbal dalam keterangan, Kamis (21/11/2024).
Baca juga: Ramai-ramai Kritik Tarif PPN 12 Persen: Warganet Serukan Petisi, Jadi Ujian Prabowo Tunaikan Janji?
Iqbal mengatakan beragam tipe rumah disediakan mulai dari rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan minimum hingga rumah komersial dengan desain premium.
“Kami merancang setiap rumah dengan mengedepankan kenyamanan dan estetika, sesuai dengan tagline kami ‘Membangun Kenyamanan’,” tambah Iqbal.
Pihaknya juga bekerja sama dengan berbagai lembaga keuangan untuk menyediakan skema pembiayaan yang fleksibel, termasuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi.
Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan keterjangkauan kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Baca juga: Prabowo Bahas Impor Beras dengan PM India, Menko Zulkifli Hasan: RI Tak Tambah Importasi
Di satu sisi, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengusulkan tambahan anggaran ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk program 3 juta rumah masyarakat yang dijanjikan Presiden Prabowo Subianto.
Ara, sapaan akrab Maruarar, menyatakan bahwa anggaran yang tersedia di Kementerian PKP saat ini sebesar Rp 5,1 triliun.
Sementara itu, kata dia, berdasarkan usulan Satgas Perumahan, kebutuhan dana untuk membangun perumahan rakyat sebesar Rp 53,6 triliun
"Sehingga ada kebutuhan tambahan anggaran sekitar Rp 48,4 triliun. Kami berharap dukungan Kemenkeu (yang dipimpin Sri Mulyani) dalam penganggaran Kementerian PKP," kata Ara saat rapat koordinasi dengan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis pada Minggu (17/11/2024).
Hal itu agar target dan jumlah rumah bersubsidi bisa lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
Peningkatan target dan perubahan proporsi dalam dukungan pembiayaan perumahan juga telah direncanakan.
Ara menilai hal itu diperlukan agar pembiayaan perumahan tidak selalu mengandalkan anggaran APBN, tapi juga dari pendanaan perbankan.
Ara menargetkan rumah subsidi dari sebelumnya 220 ribu menjadi 800 ribu.
Selain itu, ia juga mendorong pendanaan Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) serta perubahan proporsi APBN dan bank yang sebelumnya 75 : 25 menjadi 50 : 50.
"Sehingga, akan menjangkau lebih banyak masyarakat untuk mengakses rumah subsidi," ujar Ara.
Baca juga: Anggota Fraksi PKS Desak UU Minerba Direvisi dan Kenaikan PPN 12 Persen Ditinjau Ulang
Dalam rangka mensukseskan program 3 juta rumah, Ara kini tengah menggandeng sejumlah pihak swasta untuk terlibat.
Beberapa konglomerat digandeng Ara agar bisa berkontribusi dalam program ini. Contohnya Agung Sedayu yang dimiliki oleh Sugianto Kusuma alias Aguan.
Pada Jumat 1 November yang lalu, Ara menghadiri groundbreaking rumah untuk rakyat di Desa Sukawali, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten.
Di situ, pembangunan rumah rakyat akan dilakukan di atas lahan seluas 2,5 hektare yang merupakan pemberian Ara sendiri melalui perusahaannya bernama PT Bumi Samboro Sukses.
Sementara itu, sebanyak 250 rumah akan dibangun oleh Aguan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaannya.
Selain Aguan, ada Garibaldi "Boy" Thohir dari Adaro, Prajogo Pangestu dari Barito Grup, Franky Wijaya dari Sinar Mas, dan Lawrence Barki dari Harum Energy yang juga akan terlibat.
Pihak swasta dipersilakan berkontribusi lewat berbagai skema dan bentuk. Contohnya seperti melalui CSR.
"Apa saja yang penting ada rumah buat rakyat. Mau disewain? Atau mau dijual? Ya saya maunya rumahnya gratis dikasih saja buat rakyat," ujar Ara.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.