Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Tarian Sufi Pengingat Keimanan

Tarian Sufi. Demikian jenis tarian modern yang menyuguhkan pesan kaum sufi itu kerap disebut.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Tarian Sufi Pengingat Keimanan
Kompasiana
Tari Sufi 

"Tarian yang dibawakan ini sosok manusia yang amal baiknya sedikit sehingga memiliki rasa ketakutan saat menghadapi Sakaratul Maut. Selain takut, sosok ini juga merasakan beratnya memikul beban amal buruk. Itu gambaran takut," tutur Alfiyanto saat ditemui Tribun seusai pertunjukannya di Gedung Kesenian Sunan Ambu STSI Bandung.

Tarian yang didukung komunitas tari Wajiwa Bandung Dance Theatre itu merupakan bagian dari suguhan acara Korma Manis (Kontemplasi Ramadan ala Pemanis) yang digelar UKM Pemanis (UKM yang menjadi wadah kegiatan yang mengarah pada pemahaman nilai-nilai Islam).

Menurut Alfiyanto, yang sejak tahun 2005 mengajar di STSI Bandung, sejak tahun itu pula koreografer dan penari asal tanah Minang ini fokus pada tarian sufi.

Penyebutan tarian sufi untuk karyanya, diakui Alfiyanto, masih terlalu dini. Ia lebih suka menyebutnya dengan tarian yang diilhami pengalaman rohani.

"Kelompok kami (Wajiwa Bandung Dance Theatre) pertama kali tampil pada Maulid Nabi tahun 2005 yang kebetulan mengundang pengamat Ustaz Jalaluddin  Rahmat. Akhirnya didukung Kang Jalaluddin agar kelompok ini rutin menggelar acara seni religi dan ditetapkan saat itu sebagai kelahiran kelompok ini," tutur Alfiyanto.

Sejak tahun 2005 itu, Alfiyanto hampir selalu diajak dan diberi ruang untuk menari di sela acara tausiah KH Jalaluddin Rahmat.

"Saya sendiri awalnya tidak tahu apa alasannya, selalu diajak. Baru pada acara Maulid Nabi kemarin, Ustaz Jalal memberitahu bahwa alasan selalu mengajak itu karena setiap manusia itu adalah khalifah di muka bumi ini, begitu juga saya. Kata Ustaz Jalal, kamu itu khalifah dengan profesi sebagai penari," cerita Alfiyanto, yang juga sempat diajak ke Iran oleh Ustaz Jalal untuk mengikuti Festival Seni Sufi tahun 2007.

Berita Rekomendasi

Jumlah karya Alfiyanto tentang tarian religi, diakuinya, awalnya tidak pernah dihitung. Ia hanya fokus untuk selalu berkarya setiap kali ada momen yang dinilainya tepat untuk pertunjukan.

"Baru kemarin-kemarin ini saya mencoba menghitung, karena untuk melanjutkan S-3 harus punya karya minimal 50 karya, saat penghitungan itu ternyata karya saya sudah mencapai 60 buah," ujarnya.

Tags:
Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas