Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Kecelakaan Mengubah Ahmad Menjadi Hafal Alquran

Setelah kecelakaan menimpa dirinya 2008 lalu, kini Ahmad justru bisa hafal 6.666 ayat Alquran (hafiz).

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kecelakaan Mengubah Ahmad Menjadi Hafal Alquran
Tribun Batam/Candra P Pusponegoro
Ahmad Makiah al Hafiz, penghafal Alquran 

Laporan Wartawan Tribun Batam, Candra P. Pusponegoro dari Mekkah Arab Saudi

TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Rezeki, jodoh, usia, bahagia, dan celaka merupakan rahasia Allah. Manusia harus menerimanya dengan rasa lapang dan ikhlas. Jika disikapi dengan arif dan bijak, musibah yang menimpa seseorang akan memberikan manfaat dan keberkahan hidup dalam dirinya.

Dibalik kesedihan bersamanya kebahagiaan. Apabila seseorang sedang ditimpa cobaan, maka jangan pernah berpikir sedikitpun bahwa Allah sedang menghukum dirinya. Ketidaknyamanan yang diberikan Tuhan itu harus dinikmati dan disyukuri, sebab ia akan melahirkan kekuatan dan energi yang positif.

Adalah Ahmad Maki’ah al Hafiz, pria muda kelahiran Yogyakarta 15 Maret 1990 silam. Setelah kecelakaan menimpa dirinya 2008 lalu, kini Ahmad justru bisa hafal 6.666 ayat Alquran (hafiz). Kisahnya, saat dia hendak melakukan tes beasiswa berupa ujian tertulis atau lisan, sepeda motor yang dikendarainya bertabrakan dengan mobil.

Akibatnya, kedua tulang panggul dan lengan tangannya patah. Selama 1,5 tahun dirinya terbaring di atas kasur. Untuk memulihkan patah tulangnya, dokter memasang penyangga tulang (pen) di dalam 4 tulangnya. Sebelum kecelakaan terjadi, dirinya memang sudah hafal 8 surat terpanjang dalam Alquran.

"Sebelum tes beasiswa, calon peserta harus ikut ujian tertulis di Pati Jawa Tengah. Sebelum tiba lokasi, di daerah Purworejo saya mengalami kecelakaan hebat. Kedua tangan dan tulang panggul saya patah," ujar Ahmad Maki’ah mengawali cerita di Hotel Jawaharat al Firdhawos, Mekkah Arabi Saudi, Rabu (8/8/2012).

Menurutnya, calon peserta yang ingin kuliah di Universitas Al Azhar di Cairo Mesir atau universitas lain di daerah Timur Tengah, minimal harus memiliki hafalan 8 surat Alquran.

Berita Rekomendasi

Dibalik musibah yang ‘memaksa’ dirinya terbaring selama 1,5 tahun, firman-firman Allah sebanyak 30 juz mampu dihafalkannya 100 persen.

Selama proses penyembuhan patah tulangnya, Ahmad sudah mengkhatamkan Alquran ratusan kali. Kata dia, cara mudah menghafal Alquran adalah sederhana. Yakni dengan membacanya berulang-ulang. Semakin terus-menerus dibaca dengan ikhlas tanpa rasa bosan maka hafalan segera melekat pada ingatan pembacanya.

"Alhamdulillah selama diberikan musibah, saya justru mendapatkan keberkahan yang luar biasa. Jika saat itu tidak kecelakaan, saya sudah berada di Mesir dan hanya hafal 8 surat saja. Namun dengan musibah ini, 6.666 ayat sudah hafal di luar kepala," kenang Ahmad dengan mata berkaca-kaca.

Selain Ahmad Maki’ah, keluarga besarnya mulai dari kakek, nenek, ayah, ibu, dua kakak dan dua adik perempuannya juga hafal Alquran. Artinya, dirinya memang berasal dari keluarga para penghafal Alquran. Kebiasaan baik ini sudah diwariskan secara terprogram kepada anak-anak, cucu-cucu, dan cicit-cicitnya kelak.

Kendati sebagai orang yang hafal Alquran, dirinya tidak hanya sekedar hafal bacaannya. Akan tetapi dia juga berusaha menghafalkan tafsir dan makna dari bacaannya itu. Untuk meraih tujuan itu, selepas sembuh dari musibah, dia memutuskan untuk mengambil kuliah tafsir Alquran dan hadis di Mekkah Arab Saudi.

Meski baru 4 tahun kuliah di Mekkah, Ahmad Maki'ah masih haus akan pengetahuan dan ajaran keislaman. Selama proses belajar di sini, dia juga dituntut untuk menghafalkan ratusan hadis-hadis. Semakin lama berada di Arab Saudi, kata dia, maka akan semakin fasih dan bertambah keilmuannya.

"Insya Allah target saya belajar di sini minimal 10 tahun. Kalau sekarang ini, saya belum ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka yang sudah senior," ujar Ahmad dengan nada merendah.

Dari pengalaman Ahmad menimba ilmu, dirinya tidak hanya belajar saja. Melainkan jika ada waktu luang menyempatkan berbaur dengan seluruh jemaah asal Tanah Air. Salah satu caranya menjadi pembimbing calon jemaah umrah atau haji. Biasanya hal ini dilakukan pada saat jemaah melakukan ziarah ke tempat-tempat ziarah tertentu.

Dikarenakan jumlah mahasiswa yang kuliah di Mekkah dan Madinah ratusan, setiap kedatangan jemaah umrah baru dari Tanah Air informasinya menyebar sangat cepat. Sehingga sesama mahasiswa saling menawarkan kepada mahasiswa lain yang tidak sedang kuliah untuk menjadi pembimbing (muthawwif).

Saat ini, Ahmad sudah hafal Alquran dan ratusan hadis. Untuk mempertahankan hafalannya itu, dirinya harus ‘setor’ hafalan setiap hari kepada para syaikhnya. Selesai salat subuh, sekitar 3-4 jam, Ahmad harus membacakan surat-surat Alquran dan hadis-hadis tanpa harus melihat teks tertulisnya.

Selain itu, dia sering juga diminta nasehatnya oleh jemaah di Tanah Air melalui telepon, pesan singkat (SMS), atau Blackberry Mesenger (BBM). Termasuk jemaah yang sudah pernah melakukan ibadah umrah atau haji sekalipun. Umumnya, nasehat yang disampaikan mengenai masalah hukum (fiqih), akidah, ibadah, dan lain-lainnya.

"Insya Allah jika kita saling menasehati kepada sesama muslim tentu akan memberikan keberkahan dan kebahagiaan dalam hidup. Untuk itu silakan kepada jemaah yang ingin menghubungi saya bisa ke nomor +966553149382 atau PIN BB 2757397D," ujar Ahmad.

Baca Juga:


Sumber: Tribun Batam
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas