Saat Ngabuburit, Santri Al Kautsar Asyik Peragakan Jurus Ikan Terbang
Santri di Pondok Pesantren/Panti Asuhan Al-Kautsar ngabuburit ini justru diisi oleh kegiatan berat dan menguras tenaga, yakni berlatih pencak silat.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - BAGI sebagian orang, waktu menunggu berbuka puasa atau "ngabuburit" biasanya lebih banyak dihabiskan dengan melakukan kegiatan-kegiatan santai seperti baca alquran, baca buku, jalan-jalan, hunting ke pusat keramaian, nonton tivi dan lainnya.
Namun bagi para santri di Pondok Pesantren/Panti Asuhan Al-Kautsar, di Desa Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), nagbuburit ini justru diisi oleh kegiatan berat dan menguras tenaga, yakni berlatih pencak silat.
Meski sebagian besar masih berusia bocah, puluhan santri tersebut tampak sangat bersemangat mengikuti setiap gerakan yang diperagakan oleh pelatih. Beberapa jurus pukulan maupun tendangan silat aliran Tapak Suci ini, mereka lahap dengan serius. Mereka seolah tak merasa lelah.
Ada delapan jurus utama yang selalu mereka peragakan saat berlatih. Delapan jurus tersebut diberi nama dengan sebutan atau nama flora dan fauna, seperti Jurus Mawar, jurus Katak, Naga, Ikan Terbang, Merpati, Lembu, Rajawali dan Harimau.
Pengurus Pondok Pesantren Al-Kautsar, Tugiman AKbar mengatakan selain dibekali berbagai ilmu pengetahuan dan ilmu agama, keterampilan serta pendidikan formal, para santri yang berjumlah sekitar 90 orang tersebut juga dibekali ilmu beladiri sebagai bekal kesehatan jasmani mereka.
"Meski bulan puasa, anak-anak tetap berlatih. Biasanya latihannya setiap Senin dan Kamis setelah santri mengaji," jelas Tugiman saat ditemui wartawan di Lembang, beberapa waktu lalu.
Pencak silat Tapak Suci mulai diperkenalkan pada tanggal 10 Rabiulawal 1383 Hijriah, atau bertepatan dengan tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Aliran pencak silat ini berlandaskan ajaran Islam, bersih dari syirik dan menyesatkan, dengan sikap mental dan gerak langkah yang merupakan tindak tanduk kesucian dan mengutamakan Iman dan Akhlak.
"Dengan makna yang terkandung dalam pencak silat itu kami harapkan akhlak para santri akan lebih baik lagi," jelas Tugiman. (zam)