Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Tiga Alasan Kenapa Potensi Kecelakaan Arus Balik Meninggi

Data yang dilansir Korlantas Polri menyebutkan, pada 2013, 44,13 persen kecelakaan terjadi pada arus balik.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Tiga Alasan Kenapa Potensi Kecelakaan Arus Balik Meninggi
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Pemudik bermotor memadati jalur pantura bercampur dengan kendaraan roda empat di daerah Cikalong, Karawang, Jawa Barat, Minggu (4/8/2013). Jalur pantura, jalur tengah dan jalur selatan Pulau Jawa telah dipadati pemudik. Diperkirakan kemarin atau H-4 Lebaran merupakan puncak arus mudik. 

TRIBUNNEWS.COM JAKARTA – Data yang dilansir Korlantas Polri menyebutkan, pada 2013, 44,13 persen kecelakaan terjadi pada arus balik. Periode ini merupakan perjalanan dari kampung halaman menuju kota tempat tinggal. Sumbangan kecelakaan selama arus balik pada 2013 tercatat rata-rata sekitar 90 kasus per hari, sedangkan periode arus mudik 87 kasus per hari.

Muncul pertanyaan, apakah ada aspek tergesa-gesa? Dalam diskusi Mudik Selamat, Meredam Petaka Jalan Raya yang digelar Independent Bikers Club (IBC) di Jakarta, Sabtu (19/7), Ketua Road Safety Association Edo Rusyanto mengurai dan menganalisa penyebabnya.

Dikatakan, ada tiga kemungkinan arus balik menjadi ”mesin pembunuh” di jalan raya. Berikut poin-poinnya:

1. Tergesa-gesa.

Saat kembali ke kota asal, ada tren memilih waktu yang mepet dengan hari masuk kerja. Misalnya, masuk kerja Senin, maka kembali ke kota asal pada Minggu. Praktis, kondisi waktu yang mepet bisa mendorong berkendara yang tergesa-gesa.

2. Kurang disiplin.

Lantaran tergesa-gesa, seseorang cenderung melakukan pelanggaran aturan lalu lintas jalan. Terlebih bila jumlah petugas yang mengatur lalu lintas juga berkurang. ”Nah, kalau sudah begini, sudah selangkah lagi untuk terjebak dalam petaka di jalan raya. Tak aneh jika kemudian ternyata kasus kecelakaan yang dipicu oleh mendahului kendaraan dengan sembrono jumlahnya melonjak, yakni dari 33 menjadi 46 kasus per hari,” jelas Edo.

BERITA TERKAIT

3. Kurang istirahat.

Saat arus mudik biasanya kita banyak menjumpai pos-pos peristirahatan yang dibangun oleh berbagai pemangku kepentingan keselamatan jalan. Atau, posko-posko yang dibuat oleh korporasi swasta maupun BUMN. Namun, saat arus balik, pos-posnya barangkali sudah tidak seefektif pada arus mudik, sehingga tidak bisa dimanfaatkan oleh pemudik untuk beristirahat.

Atau kata Edo, bisa jadi ada alasan spesifik lain. Kalau merujuk data Korlantas Polri, saat arus mudik dan balik Lebaran 2013, selain mendahului kendaraan, kasus yang melonjak adalah tidak menjaga jarak, yakni dari empat kasus per hari menjadi 14 kasus per hari.

”Karena itu, siapkan diri dengan baik, termasuk manajemen perjalanan yang tepat untuk mengatur waktu istirahat dan waktu berkendara,” pesan Edo.

Tags:
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas