Dari 900, Hanya 15 Penyandang Difabel Bersalaman dengan SBY
Ratusan penyandang difabel terlihat berjalan beriringan satu dan lain berpegangan panggung teman di depannya.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan penyandang difabel terlihat berjalan beriringan satu dan lain berpegangan panggung teman di depannya. Usia mereka sangat bervariasi, tua dan muda, Anak-anak dan orang setengah baya, laki dan perempuan.
Mereka telah menunggu momen paling dinanti dapat bersalaman dengan orang nomor satu di Indonesia, yakni bersalaman dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Keluarga di Istana Negara, Jakarta, saat open house Idul Fitri 1435 H, Senin (28/7/2014) pukul 15.30 WIB.
Sejak pagi sebagian dari penyandang difabel yang berasal dari wilayah Jabodetabek telah berkumpul dan mengantri dari Monumen Nasional (Monas). Kemudian saat matahari berada di tengah bumi, mereka per kelompok dipandu menumpang bus masuk ke lingkungan Istana Negara. Tepatnya, di Gedung Sekretaris Negara.
Masuk ke Gedung Setneg, ratusan penyandang difabel sempat duduk di Ruang depannya Gedung. Kemudian lagi per kelompok berbaris menuju ruangan aula Setneg untuk duduk berkumpul untuk mendapatkan pemahaman mekanisme bertemu dan bersalaman dengan Presiden.
Staf khusus Presiden bidang dokumentasi dan publikasi, Ahmad Yani menjelaskan dari sekitar sembilan ratusan penyandang difabel yang datang ingin bersalaman dengan SBY, tidak ke semuanya akan bisa terpenuhi asanya. Hanya antara 10 hingga 15 penyandang difabel akan dipilih mewakili mereka bertemu dan bersalaman dengan Presiden dan Keluarga di Istana Negara.
"Dengan memberikan pemahaman yang baik, mereka akan dapat menerima dan tidak ada masalah. Dan mereka juga akan dapat lebih cepat pulang," ungkap Ahmad Yani kepada Wartawan.
Dijelaskan, dalam keterbatasan para penyandang difabel, panitia tidak ingin membuat Mereka susah saat harus mengantri masuk bersalaman dengan Presiden.
"Tapi bagi mereka yang sangat ingin betul-betul bertemu dan kita bisa memahami, kita fasilitasi untuk bertemu Presiden. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya ada 10, 15 orang. Tapi rata-rata mereka dengan kondisi mereka yang ada, itu juga tidak cukup nyaman bagi mereka untuk mengantri sedemikian panjangnya,"tuturnya.
Lebih lanjut kata dia, meskipun demikian Presiden tetap memberikan bantuan sebagi tali kasihnya kepada para penyandang difabel yang tidak berkesempatan dapat bersalaman dengan SBY dan keluarga.
Namun, Ahmad Yani enggak menyebutkan nilai tali kasih yang diberikan SBY dan Keluarga kepada para penyandang difabel pada Hari Raya Idul Fitri Tahun ini.