Pengojek di Makam Sunan Muria Kantongi Rp 400 Ribu Sehari saat Ramadan
Untuk menuju makam yang ada di salah satu puncak pegunungan Muria, peziarah bisa memilih beberapa jalur alternatif.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Udara dingin masih terasa menusuk tulang, matahari belum menampakkan sinarnya, saat Tribun Jateng (Tribunnews.com Network) hendak berziarah ke Makam Sunan Muria, di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, beberapa hari lalu.
Belum lagi mobil yang ditumpangi berhenti, beberapa pengojek motor sudah membuntuti di belakang.
"Mari ojek naik, ada berapa orang?" tawar seorang pengojek.
Untuk menuju makam yang ada di salah satu puncak pegunungan Muria, peziarah bisa memilih beberapa jalur alternatif. Antara lain, berjalan kaki melewati ratusan anak tangga. Atau bisa menggunakan jasa ojek, bertarif Rp 10 ribu untuk sekali jalan, naik atau turun.
Pagi buta itu, peziarah sudah mulai ramai berdatangan di lokasi yang berjarak sekitar 18 kilometer, dari pusat Kota Kudus itu. Tanpa tawar menawar, Tribun Jateng segera memilih pengojek untuk mengantarkan naik, menuju area makam Sunan Muria.
Hari-hari jelang dan saat Ramadan, jumlah para peziarah di makam sunan, yang bernama asli Raden Umar Said, itu melonjak tajam. Ini tentu merupakan berkah tersendiri bagi para pengojek.
Satu di antaranya adalah Sutris. Saat sedang ramai-ramainya para peziarah, dalam sehari ia bisa lebih dari 40 kali mengantar para peziarah, menuju atau turun dari area makam.
"Kalau pas ramai, sehari bisa lebih dari 40 kali narik. Sekali narik Rp 10 ribu, tinggal dikalikan, segitu penghasilannya," ucap pemuda berusia 19 tahun, yang baru sekitar setahun terakhir menjadi pengojek itu.
Senada disampaikan oleh pengojek lainnya, Muhtadi (45). Dari penghasilannya menarik ojek, ia bisa menghidupi keluarganya secara layak. Bahkan, ia masih bisa menyisihkan penghasilannya untuk ditabung, dan kemudian dibelikan sepetak sawah.
"Kalau pas ramai gini, memang rezeki melimpah," ucap bapak dua anak ini.
Petugas jaga di pintu masuk area makam, Sugiyanto, mengatakan dalam tiap tahunnya, jumlah peziarah ke makam Sunan Muria memang membeludak ketika jelang Ramadan. Menurut dia, jumlah peziarah sudah mulai meningkat sejak bulan bulan Rajab - Ruwah, dalam penanggalan Jawa.
Menurut dia, jika sedang ramai, jumlah peziarah bisa mencapai lebih dari 5 ribu orang per hari. Bahkan, terjadi antrean panjang hingga sekitar 300 meter, di pintu masuk area makam.